Sungguh luar biasa di negerinya Mohammad Mursi di bulan Ramadhan. Gemuruh Muslim dan Mukmin di masjid-masjid, di pasar, di kantor, di kenderaan, di mana saja mereka tak melepaskan mush'af al-Qur'an. Sepertinya, sepasang kekasih yang tak pernah ingin saling berpisah.
Tangan mereka selalu memegang mush'af. Membaca, mentadzaburi,dan mengamalkannya. Makanya mereka dikaruniai oleh Allah Rabbul, berbagai kenikmatan, termasuk berhasil mengusir manusia yang paling dibenci, yaitu Fir'aun abad ini, Marsekal Hosni Mubarak.
Seperti yang pernah terjadi. Di mana seorang Mukmin, yang sudah beriltizam dengan Islam, tak tertarik lagi dengan segala bujukan, dan ajakan musuh-musuh Allah dengan iming-iming dunia.
Memilih tiang gantungan. Memilih agar segera dapat menemui Rabbnya, dan itu lebih nikmat dibandingkan, harus hidup dibawah sistem kufur, dan selalu mengajak kepada kebathilan. Mengajak mengingkari Rabbul Alamin, sebagai satu-satunya ilah yang hanya berhak disembah. Karena itu, hidupnya dipersembahkan secara total bagi keyakinannya, yaitu al-Islam.
Betapa nikmatnya hidup dibawah naungan al-Qur'an. Tidak ada lagi hidup yang dapat dinikmatnya, selain hidup di bawah naungan. Hidup dibawah naungan dan bimbingan-Nya. Bukan hidup dibawah naungan dan bimbingan kekufuran dan kemusyrikan, yang telah menghempaskan kehidupan umat manusia. Seperti hari ini. Al-Qur'an lah satu-satunya yang dapat menyelamatkan hari depan umat manusia. Bukan lainnya.
Para shalafushalih mendapatkan kemuliaan dan menjadi generasi yang mulia, dan sebaik-baik generasi, karena mereka menjadikan al-Qur'an sebagai jalan hidup mereka, menjadikan yang dicintai, dan hidup mereka disandarkan kepada al-Qur'an. Mereka mengamalkan, menegakkan, dan memperjuangkannya. Karena itu, walaupun jumlah mereka masih sangat sedikdit, ketika itu di Makkah dapat mengalahkan kafir Qurays, yang jumlahnya lebih banyak, bersama Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam.
Karena itu, ketika sudah mengenal al-Qur'an, ia tinggalkan segala kehidupan jahiliyah. Kehidupan yang sia-sia, dan membawa kehancuran. Hidup tanpa al-Qur'an adalah hidup yang gelap dan tanpa arah, dan membawa manusia kepada kegalapan.
Maka, hidup di bawah naungan al-Qur'an, sebagai satu-satunya jalan bagi ummat Muslim. Bila masih bersandar kepada selain manhaj Rabbani ini, pastikan mereka akan masuk ke lorong kegelapan. mh