SUKABUMI (voa-islam.com) - Bukan hanya sesat, tindakan Sumarna, pimpinan Thariqat At Tijaniyah, Cimahi begitu biadab lantaran tega membantai seorang ustadz. Thariqat At Tijaniyah didirikan Sumarna di Kampung Cisalopa, Desa Bojongtipar, Kecamatan Jampang Tengah. Karena mengajarkan aliran sesat Sumarna sebenarnya pernah diusir warga Bogor lantaran menyatakan shalat hanya empat waktu dan tidak ada shalat Jumat.
Selain itu, kesesatan Sumarna memuncak saat menyatakan pada pukul 2.00 WIB, pada hari Jumat tanggal 17 Agustus akan terjadi kiamat.
Ternyata Sumarna dan pengikutnya bukan hanya mengajarkan aliran sesat, mereka begitu sadis membantai ustadz Edin, pimpinan ormas Gerakan Reformis Islam (GARIS).
Terang saja hal itu membuat sekitar 1000 warga Kampung Cisalopa, Desa Bojongtipar Kecamatan Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi, marah dan membaka rumah Sumarna, pemimpin aliran Toriqoh Atijani mutlak Cimahi, pada hari Minggu (19/8/2012).
Warga mengetahui jika Sumarna adalah pelaku pembunuh Ustadz Edin, pimpinan Ormas GARIS kecamatan Jampang Tengah. Ustadz Edin menghilang sejak 14 Agustus 2012 lalu. Terakhir Ia diketahui berada di rumah Sumarna saat itu.
"Dari hasil penyelidikan dan penyidikan Polres Sukabumi terungkap bahwa Ustad Edin telah dibunuh oleh Sumarna dan pengikutnya pada hari Selasa 14 Agustus 2012 sekitar pukul 21.00 Wib. Edin dikuburkan dibelakang rumah Sumarna," jelas Kepala Bidang Humas Polda Jabar, Komisaris Besar Martinus Sitompul melalui pesan singkat kepada wartawan, Rabu (22/8/2012).
Pada hari itu juga, kata Martinus, kepolisian menemukan jasad Edin di kebun singkong yang berjarak kurang lebih 500 Meter di belakang rumah Sumarna. Edin ditemukan dalam posisi telungkup menggunakan celana pendek, kaos dan jaket hitam. Jaketnya sudah dalam keadaan mulai membusuk.
"Mendengar informasi meninggalnya ustad Edin masyarakat sekitar dan ormas GARIS bereaksi dengan berupaya melakukan pengerusakan dan pembakaran terhadap rumah Sumarna," sambungnya.
Atas pembunuhan Ustad Edin itu kepolisian setempat, telah menangkap 14 orang pelaku pembunuhan ustadz Edin. Hingga kini, kata Martinus, polisi masih melakukan pengembangan penyidikan dengan penangkapan Ridwan, keponakan Sumarna di Purwoketo, Jawa Tengah. Menurutnya, di lokasi kejadian tetap dilakukan pengamanan yang dilaksanakan oleh 1 SSK Brimoda Jabar, 40 personil Polres Sukabumi dan TNI.
"Sementara itu, Selasa, 21 Agustus 2012 dilakukan pertemuan yang diprakarsai Kapolres Sukabumi dihadiri unsur Muspida di lokasi untuk cipta kondisi agar masyarakat dan ormas menjaga situasi Kamtibmas tetap kondusif," pungkasnya. [widad/dbs]