View Full Version
Senin, 27 Aug 2012

Bahas RUU Desa, 13 Anggota DPR Tamasya ke Brazil, Habiskan Rp. 1,6 M

JAKARTA (VoA-Islam) – Para anggota DPR, Ahad (27/8) kemarin, berangkat melancong ke luar negeri lagi dengan dalih untuk studi banding. Kali ini, rombongan DPR yang tergabung dalam Pansus RUU Desa bertolak ke Brazil. Kunjungan ini dinilai sebagai akal-akalan untuk habiskan anggaran.

Ada 13 anggota DPR plus tiga staf yang melakukan studi banding ke Negeri Samba itu. Mereka baru akan kembali ke tanah air pada 1 September 2012. Perjalanan yang dipimpin Wakil Ketua Pansus Budiman Sudjatmiko tersebut menghabiskan biaya sampai Rp. 1,6 miliar.

Diperkirakan, anggaran untuk mengunjungi Brazil selama 7 hari sebesar Rp. 1,6 miliar (Rp. 1.629.063.000) untuk 13 orang anggota dewan, dan 3 staf. Asumsinya, anggota memperoleh tempat duduk pesawat eksekutif, dan para staf kelas ekonomi. Setiap hari mereka memperoleh uang saku, transportasi lokal, dan uang penginapansebesar 436 dollar AS untuk anggota DPR, dan 241 dollar AS untuk staf.

Selama di sana, rombongan diagendakan bertemu dengan Kementerian Dalam Negeri Brasil, DPR setempat yang membidangi persoalan pemerintah daerah dan desa, serta pejabat kota negeri sepak bola tersebut. Untuk lebih mendalami hubungan antar unit pemerintahan dalam pengelolaan desa, rombongan pansus akan berkunjung ke sejumlah desa di daerah Iguacu, Brasil.

“Sebetulnya, ke Brazil itu hanya akal-akalan saja, berkedok kunjungan kerja. Mereka hanya ingin menghabiskan anggaran yang sudah tersedia, dan hanya menghambur-hamburkan uang rakyat,” kata aktivis Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Ucok Sky Khadafi.

Cara pemilihan negara tujuan, seperti Brazil, adalah cara yang paling culas, mengingat tiket dengan tujuan Brazil adalah tiket yang paling mahal dibanding negara lain.. Para anggota DPR pun memperpanjang liburan Idul Fitri ke luar negeri, dan mengambil kesempatan pasca lebaran.

"Ketika publik lagi sibuk dengan arus balik, sekarang ini memang momen yang paling pas untuk pelesiran. Tentu supaya tidak banyak yang mengkritisi kunjungan ini," cetus Ucok Sky Khadafi, koordinator Fitra.

Ucok menyindir tajam kunjungan kerja (kunker) ke Brasil tersebut. Dia menyebut masa reses sejak 16 Agustus lalu sudah habis. Masa reses DPR mendatang baru sekitar Oktober. "Keterlaluan-lah. Mereka malah menambah libur dengan alasan kunjungan kerja yang kurang bermanfaat," tandasnya.

Alasan Anggota DPR

Anggota Fraksi PDI-P, Budiman Sudjatmiko, pimpinan rombongan Pansus RUU Desa Komisi II DPR itu menyatakan, kunjungan ke Brazil diperlukan. Pilihan negara Brazil tidak mengada-ada. Budiman berjanji, pansus akan menyampaikan laporan hasil kunjungan kerja secara terbuka kepada publik. Misalnya melalui website resmi DPR. "Kalau perlu kami presentasi di depan media," ucap politikus muda PDIP itu lewat pesan singkatnya kepada wartawan.

Budiman juga memastikan bahwa rombongan pansus akan sungguh-sungguh mencari masukan untuk memperkuat materi RUU Desa. "Jangan khawatir kami di sana tidak akan jalan-jalan," tuturnya.

Brasil dipilih, kata mantan Ketua PRD ini,  sebagai lokasi studi banding karena sejumlah negara bagiannya menerapkan participatory budgeting mulai level barrao atau kampung. "Dalam penyusunan anggaran untuk pemenuhan infrastruktur, misalnya pembangunan sekolah, sarana kesehatan, jalan, dan pelayanan publik lainnya, masyarakat di level kampung yang tergabung dalam berbagai organisasi masyarakat dilibatkan," paparnya. Desastian/dbs


latestnews

View Full Version