View Full Version
Senin, 27 Aug 2012

Pagi Ini, SBY Kumpulkan Menteri, Bahas Tragedi Sampang-Madura

JAKARTA (VoA-Islam)  - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pagi ini menggelar rapat terbatas di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara. Rapat terbatas tersebut membahas peristiwa di Sampang, Madura.

"Pagi ini saya memanggil saudara-saudara. Saya minta laporan khusus dan sekaligus nanti untuk menentukan langkah yang harus diambil pemerintah. Termasuk aparat kemanan dan penegak hukum baik pusat dan daerah sehubungan dengan terjadinya kekerasan dan pelanggaran hukum di Sampang, Jawa Timur," kata SBY di kantor presiden, Senin (27/8/2012).
 
SBY sudah berbicara langsung dengan Gubernur Jawa Timur, karena itu dia berharap ada langkah yang cepat dan tepat yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat dan pihak keamanan. "Sudah dua tahun, dua kali dan sebelumnya pernah sekali," tegasnya.
 
Seperti diberitakan media massa sebelumnya, tragedi kerusuhan di Kabupaten Sampang pecah kembali. Kerusuhan kali ini dipicu setelah terjadi ketegangan antara sejumlah siswa dari warga Syiah yang hendak kembali belajar ke Bangil dicegat oleh beberapa orang tak dikenal. Belasan rumah milik pengikut Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan Desa Bluuran Kecamatan, Karang Penang, Sampang, hangus terbakar. Tak hanya itu, dua orang pengikut Syiah harus meregang nyawa akibat kerusuhan tersebut.

"Sekelompok massa menghadang mobil yang ditumpangi oleh orang tua dan siswa yang hendak mengantar anaknya melanjutkan sekolah ke Pekalongan dan Bangil. Mereka lalu mengancam akan membakar angkot yang ditumpangi. Karena memang ada dendam yang tidak terseleseikan akhirnya kerusuhan pecah kembali," kata Sekjen Ahlul Bait Indonesia (ABI) Ahmad Hidayat kepada wartawan, Ahad (26/8/2012).

Sekelompok massa tersebut kemudian menyerbu rumah milik Ustadz Tajul Muluk (saat ini dipenjara). Saat itu, rumah tersebut ditempati oleh Kulsum, istri Tajul Muluk. Akibat kerusuhan itu, kata Hidayat, dua orang dari warga Syiah tewas dan enam orang sekarat.

Menurut Hidayat, kerusuhan seperti ini akan berlanjut di Kabupaten Sampang, selama provokator tidak ditangkap. Selain itu, paham antisyiah di kabupaten Sampang kian meluas. "Sebab kerusuhan pada Desember 2011 lalu tidak tuntas pengusutannya. Provokatornya masih bebas dan nyaris tidak tersentuh hukum. Malahan, Tajul Muluk yang menjadi korban pembakaran dijatuhi hukuman karena penistaan agama," ujarnya.Desastian/dbs


latestnews

View Full Version