DEPOK (VoA-Islam) - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Hasyim Muzadi Hasyim mengingatkan kelompok Syiah agar menjaga diri sekaligus menempatkan diri. Janganlah suka menghujat sekte lain yang mayoritas dalam masyarakat secara terbuka, misalnya menghujat sahabat-sahabat Rasul selain Sayidina Ali dan yang semacamnya. Hal tersebut akan memicu konflik.
Terkait insiden Sampang, KH. Hasyim menyatakan harus ada upaya yang sungguh-sungguh untuk menghentikan aksi kekerasan terhadap penganut Syiah di Sampang, Madura, yang sudah terjadi dua kali bahkan menimbulkan korban jiwa.
"Harus dihentikan. Kekerasan ini telah merenggut jiwa dan harta benda serta terjadinya kekejaman berupa pembakaran tempat tinggal. Tidak ada ajaran Islam yang mengajarkan hal demikian," kata Hasyim di Jakarta, Senin.
Bahkan, lanjut rais syuriyah PBNU ini, di dalam Islam, perang hanya diizinkan jika umat Islam diperangi."Tidak boleh agresi sepihak," kata pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam di Depok, Jawa Barat tersebut.
Oleh karena itu, Hasyim mengimbau para ulama dan pemuka masyarakat Sampang dan Jawa Timur agar kembali ke tata cara ukhuwah Islamiyah yang sebenarnya. "Karena ideologi tidak bisa hilang dengan kekerasan, tetapi dengan dakwah dan hikmah," katanya.
Kepada Pemerintah Kabupaten Sampang dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Hasyim mendesak agar membangun kembali rumah-rumah yang musnah serta menjaga keamanan warga penganut Syiah sebagai warga negara Indonesia. "Sedangkan yang bersalah tetap harus berhadapan dengan hukum," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Hasyim mengingatkan umat Islam untuk senantiasa mewaspadai unsur-unsur adu domba yang bisa saja datang dari kalangan Islam sendiri, maupun dari luar Islam yang `islamophobia` dan atheistis, serta kelompok-kelompok yang senang adanya pertikaian dan kekerasan di kalangan umat kemudian dilaporkan ke luar negeri untuk merusak nama Islam dan Indonesia.
"Gerakan politik transnasional yang ditempelkan dalam gerakan agama pasti membahayakan keutuhan umat, NKRI, dan Pancasila bahkan acapkali membantu separatisme," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Nusron Wahid, mengajak semua masyarakat dan elemen bangsa Indonesia untuk menghindari tindakan kekerasan karena perbedaan keyakinan atau perbedaan pendapat.
"Kalau hanya karena perbedaan pendapat kita saling bunuh, maka terpaksa setiap hari kita bisa saling bunuh. Karena hampir setiap permasalahan di Indonesia ini beda pendapat, Idul Fitri dan Ramadhan saja kita beda pendapat," kata Nusron Wahid usai halalbihalal dan silaturahim dengan Pengurus Ansor Wilayah Banten di Serang, Senin.
Ia mengatakan, walaupun berbeda pendapat tetapi kita harus saling menghormati dan memahami satu sama lainnya, agar tidak menimbulkan tindakan-tindakan kekerasan karena perbedaan itu.
Menurut Nusron, tidak dibenarkan kelompok manapun bermain hakim sendiri dan melakukan tindakan kekerasan atas perbedaan pendapat."Urusan benar atau tidak, itu urusan Allah SWT, kita harus menjaga ukhuwah islamiyah, ukhuwah basariyah dan ukhuwah wathoniyah. Dengan non-Muslim saja kita harus saling menghormati, apalagi ini sesama Muslim," kata Nusron menegaskan. Desastian