View Full Version
Rabu, 29 Aug 2012

Ketua Umum PBNU Akhirnya Bantah Tragedi Sampang Konflik NU-Syi'ah

JAKARTA (VoA-Islam) – Kiai yang paling kencang bicara soal radikalisasi adalah Kiai NU yang satu ini. Dia adalah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Agil Siraj. Kali ini ia harus berhadapan dengan warga NU sendiri yang bersikap keras dan tegas terhadap kaum Syiah di Sampang, Madura. Apa yang terjadi di Sampang, memunculkan spekulasi sebagai bentuk konflik antara NU-Syi’ah. Akankah Said Aqil Siraj akan melakukan upaya deradikalisasi atas warga NU yang berpaham Ahlus Sunnah Wal Jamaah, seperti yang ia kampanyekan selama ini??

Seusai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Selasa (28/8), Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj mengklarifikasi peristiwa Sampang. Menurutnya, ini kasus kriminal murni, bukan NU dan Syiah, tapi kakak beradik beradu pengaruh. “NU tak terkait dengan penyerangan warga komunitas Syiah di Desa Karang Gayam, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Ahad (26/8/2012) pagi.

Lebih lanjut, Said menegaskan, konflik di Sampang itu tak terkait aliran Sunni-Syiah. "Itu konflik kakak beradik yang beradu pengaruh. Ini kasus kriminal murni. Juga bukan (konflik) antara NU-Syiah," kata Said kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (28/8/2012).

Said mengatakan, kedua pihak bertikai merupakan kakak beradik, yaitu Tajul Muluk dan Rois, yang sama-sama memiliki pengikut. Keduanya memiliki masalah yang tak terselesaikan, yang kemudian menjalar ke para pengikutnya.

Said telah meminta jajaran NU Jatim turun tangan menyelesaikan masalah ini. Selama ini, NU dengan Syiah hidup harmonis tanpa perseteruan. Salah satu contoh nyata berada di pondok pesantren di Pasuruan. Kedua kubu hidup tenang bertetangga."Saya sudah perintahkan yang kebetulan wagub (Wakil Gubernur Saifullah Yusuf) dan beliau sudah turun. Situasi sekarang sudah kondusf," katanya.

Said menegaskan, perbedaan kepercayaan tak boleh dijadikan alasan untuk menyerang. Aksi kekerasan bertentangan dengan prinsip-prinsip NU. NU tidak akan mentoleransi kadernya yang terlibat aksi kekerasan apa pun.

"Syiah itu salah satu sekte Islam yang berdiri sejak 14 abad lalu di dunia. Pusatnya di Iran. Dalam kenyataannya, perbedaan mazhab itu ada. Sekali lagi, ini tak bisa dijadikan alasan untuk saling menyerang," kata Said. Said mengatakan, sejak dahulu, para kiai dari berbagai mazhab di Indonesia saling menghormati.

Hal senada juga diungkapkan Menteri Agama Suryadharma Ali, bahwa peristiwa Sampang bukan konflik antara NU dan Syiah. ""Ini bukan soal Sunni atau Syiah. Bukan persoalan agama, tapi masalah keluarga yang merembet dan melibatkan kedua kelompok beda mahzab. Saya mohon pada media untuk bisa memberitakan bahwa ini semata-mata konflik keluarga," terang Menag saat Halal Bi Halal di kantornya.

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi juga menyatakan bahwa kerusuhan di Sampang, Madura, bukan masalah agama, namun masalah kriminal murni. "Kejadian di Sampang merupakan kriminal murni dan konflik keluarga yang berkembang di masyarakat, bukan masalah Syiah maupun anti-Syiah," ujarnya kepada wartawan usai menggelar rapat koordinasi tertutup di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (27/8) malam.

Sebelumnya, warga Syiah di Nanggernang, Sampang, Madura, Jawa Timur, Ahad (26/8), diserang sekelompok orang. Peristiwa ini menelan dua korban jiwa dan melukai beberapa orang lainnya.(Desastian/Ant)


latestnews

View Full Version