Jakarta (voa-islam.com) Belum menjadi gubernur DKI, seperti sudah kebelet, terutama mereka yang sangat nafsu dengan Jokowi, yang menginginkan bukan hanya menjadi gubernur, tetapi walikota Solo itu, sudah di gadang-gadang disandingkan dengan Megawati, pada pilpres (pemilihan presiden) di tahun 2014.
Pemasangn spanduk yang bertemakan "JOKOWI GUBERNUR MEGAWATI PRESIDEN', diberbagai sudut kota, tampaknya menjadi pro-kontra dikalangan internal pendukung Jokowi, yaitu PDIP-Gerindra.
Dikalangan Gerindra yang melihat spanduk itu, tidak dapat menerimanya, karena mereka sudah menggadang-gadang Ketua Dewan Pembina Gerindra, Letnan Jenderal Prabawo Subianto, yang sudah "diba'iat" (dicalonkan) oleh Partai Gerindra sebagai calon presiden 2014. Bukan Megawati. Tentu, kalangan kader dan pimpinan Gerindra, melihat lebih kompeten Prabowo dibandingkan dengan Mega. Maka, kalau nanti Jokowi menang, kemudian disandingkan dengan Mega, maka peluang Prabowo menjadi kecil. Itulah yang membuat kalangan Gerindra panas.
Isu yang beredar, karena spanduk bertuliskan "Jokowi Gubernur Megawati Presiden", kader Partai Gerindra yang mengusung Prabowo sebagai calon presiden dalam Pemilu Presiden 2014 meradang. Bahkan Hasyim Djoyohadikusumo menyatakan bahwa bila Jokowi-Ahok menang, mereka harus mendukung Prabowo pada pemilu 2014 mendatang.
Akibatnya, untuk menghindari konflik di antara dua kubu yang sama-sama mengusung Jokowi-Ahok sebagai pasangan Cagub/Cawagub DKI Jakarta, spanduk tersebut pun dicopot.
Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta, Ahok menegaskan hingga saat ini hubungan PDI Perjuangan dan Partai Gerindra dalam keadaan baik. Menurutnya pencopotan spanduk Jokowi dan Megawati bukan atas dasar keberatan dari Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
"Dapat info dari siapa? pak prabowo marah, kemaren saya rapat dengan pak Hasyim juga tidak bahas masalah spanduk.Kami tidak pikir sejauh itu, yang penting menagkan putaran kedua," ujar Ahok kepada wartawan, Senin (27/8/2012).
Ahok menjelaskan, pencopotan spanduk itu didasari karena Timses Jokowi-Ahok tidak pernah memasang spanduk tersebut. Selain itu pendopotan didasari atas estetika keindahan kota Jakarta. "Semua spanduk yang bukan dipasang oleh kami akan kami turunkan, karena kami tidak mau kotori Jakarta," tegasnya.
Rupanya dalam soal kekuasaan itu, tak ada yang mau mengalah. Apalagi, Megawati merasa lebih memiliki legitimasi politik, sebagai anak Bung Karno, dan suda pernah menjadi presiden, maka dialah yang lebih berhak menentukan siapa yang bakal manggung di tahun 2014. Apalagi, Jokowi adalah kader PDIP. Bukan kader Gerindra. Walaupun ketika menjadi presiden Mega juga jeblok. inh.