BANDUNG (voa-islam.com) - Ketua Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) ustadz Athian Ali M. Dai, MA memandang konflik antara umat Islam terhadap Syiah sengaja dipelihara pemerintah.
Terulangnya kerusuhan terhadap pengikut Syiah pimpinan Tajul Muluk di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura ditengarai merupakan pengalihan isu terkuaknya kebobrokan pemerintah.
“Pemerintah negeri ini memang menghendaki rakyat negeri ini untuk berkelahi kalau perlu saling bunuh. Saya melihat kasus ini seperti dipelihara, entah untuk kepentingan apa. Salah satu kepentingan yang jelas memang untuk pengalihan isu. Ketika pemerintah tidak menghendaki rakyat lebih banyak mengetahui kebobrokan pemerintah, maka dialihkan isu itu,” kata KH. Athian Ali saat ditemui voa-islam.com, di Kediamannya, Rabu (29/8/2012).
...Pemerintah negeri ini memang menghendaki rakyat negeri ini untuk berkelahi kalau perlu saling bunuh. Saya melihat kasus ini seperti dipelihara, entah untuk kepentingan apa. Salah satu kepentingan yang jelas memang untuk pengalihan isu.
Pasalnya, menurut ulama asal Bandung ini, pemerintah mengabaikan keberadaan aliran sesat Syiah yang meresahkan masyarakat.
“Kenapa saya katakan pemerintah yang menghedaki situasi ini? Karena pemerintah masih terus saja mengabaikan keberadaan sebuah kelompok yang melanggar aturan yang ada yaitu penodaan agama,” tuturnya.
Ia menambahkan jika pemerintah selama ini tidak pernah bertindak tegas terhadap aliran-aliran sesat. “Kita lihat bukan hanya Syiah, seperti Ahmadiyah saja tidak pernah diambil tindakan nyata,” imbuhnya.
Lebih jauh ia menilai jika pemerintah negeri ini lebih suka menghadapi ratusan juta umat Islam dibandingkan menghadapi sekelompok aliran sesat karena tekanan asing.
“Pemerintah lebih suka menghadapi umat Islam yang sekian ratus juta karena memang tidak siap menghadapi tekanan negara penjajah. Jadi oknum pemerintah di negeri ini memang masih terjajah,” pungkasnya. [Ahmed Widad]