SOLO (voa-islam.com) - Aksi represif aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror saat menangkap terduga teroris Bayu Setiono di Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (31/8) malam, disayangkan keluarga. Pasalnya, ayah mertua Bayu yang sudah lanjut usia menjadi korban salah tangkap babak belur dipukuli aparat.
Wiji Siswo Suwito, ayah mertua Bayu, tergolek tak berdaya. Ia menderita serius di bagian mata dan sebagian muka. Pria berusia 65 tahun ini dianggap melawan aparat saat aparat Densus 88 menggerebek rumahnya di Dusun Tempel, Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo. Akibatnya, pukulan bertubi-tubi mendarat di muka kakek berusia lanjut ini.
Tidak hanya itu, pintu kamar dirusak dengan palu besar. Tangannya diborgol dengan lakban. Ada jaitan dibawah mata.
Menurut Istrinya Setyoini, 2 ponsel milik Bayu dan 1 ponsel miliknya dirampas Densus 88, kendaraan pun dibawa tanpa surat penangkapan maupun surat penyitaan.
Menurut Sekjen LUIS Yusuf Yuparno ketika menerima ayah Bayu di Sekretariat LUIS, Ahad (2/11/2012), apa yang dilakukan Densus 88 sudah diluar prosedur. Cara-cara kasar, tidak manusiawi,penangkapan tanpa surat resmi adalah perbuatan melawan hukum.dan melanggar HAM.
Sementara itu menurut Humas LUIS Endro Sudarsono, berpendapat bahwa Mabes Polri terlalu cepat mengkaitkan Bayu dengan Kejadian penembakan di Pospam Gemblegan, Peledakan di Gladag maupun Penembakan di Singosaran. Ada yang aneh dan Janggal. Dengan menembak mati F dan M di jalan Veteran Tipes Serengan Polri justru sulit membuktikan bahwa Bayu adalah pelaku dari kasus teror di Solo. [Widad/Endro.S]