BANDUNG (voa-islam.com) - Humas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jabar Luthfi Afandi menyebut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memberi Pemprov Jabar Rp 15 miliar. HTI menilai dana itu untuk membelokkan pola pikir para penegak syariat Islam.
"Kita dapat informasi dari sumber, Pemprov Jabar itu menerima Rp 15 miliar untuk program penanganan deradikalisasi di Jabar dari BNPT," ujar Luthfi saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, pada hari Senin (3/9/2012).
Dijelaskannya, program itu adalah sebuah gerakan untuk mengubah pola pikir para penegak syariat Islam, khususnya mereka yang sering disebut golongan garis keras.
Cara yang dilakukan adalah dengan menggelar seminar di berbagai tempat seperti kampus dan pesantren. Di beberapa lokasi, seminar sudah digelar.
"Itu untuk melunakkan atau membelokkan pola pikir para penegak syariat Islam. BNPT gencar sekali melakukan itu, terutama pada yang dianggap kalangan (Islam) radikal," cetusnya.
Luthfi menyebut, program itu ditunggangi Amerika Serikat (AS) agar pemerintah Indonesia manut pada semua keinginan pemerintah Negeri Paman Sam.
"Itu program negara barat, program Amerika untuk menekan gerakan-gerakan yang dianggap radikal," tuturnya.
Disinggung dana tersebut kemungkinan bertujuan untuk menekan tingkat terorisme di Jabar, ia menyanggahnya. "BNPT selalu menghubungkan gerakan terorisme dengan Islam radikal. Ini stigmatisasi yang dibuat BNPT," paparnya.
Namun demikian ia enggan menyebut siapa sumber yang memberikan bocoran pemberian dana itu. Yang jelas, dana itu sudah diberikan BNPT ke Pemprov Jabar tahun ini.
Sementara itu saat diklarifikasi, pemprov Jawa Barat hanya membantah dengan singkat tudingan tersebut. "Setelah kita klarifikasi dan telusuri, Pemprov Jabar tidak menerima dana dari BNPT," kata Kabiro Humas dan Protokol Pemprov Jabar, Ruddy Gandakusumah, melalui pesan singkatnya, Senin (3/9/2012).