JAKARTA (voa-islam.com) - Sebuah stasiun televisi swasta dalam pemberitaannya mencoba mengungkap lebih dalam tentang sosok Muchsin Tsani, salah seorang pemuda yang gugur ditembak Densus 88 di Solo, pada Jum’at (31/8/2012).
Dalam liputan pada Selasa (4/9/2-12) tersebut terungkap dari pihak keluarga bahwa Muchsin Tsani memilik sebuah akun jejaring sosial Facebook. Tentu saja dalam akun tersebut ia tidak menggunakan nama lengkapnya.
Redaksi voa-islam.com mencoba menelusuri jejaring sosial Facebook guna melihat seperti apa sosok Muchsin Tsani di dunia maya.
Akhirnya akun milik Muchsin pun ditemukan. Di dalamnya akun tersebut tertulis ia sebagai alumnus SMP 126, terdapat sejumlah anggota keluarga, diantaranya sang ayah yang bernama Muslimin.
Di kronologisnya pun ada ucapan bela sungkawa dari kawan-kawan Muchsin; “… selamat jalan kawan!” Ia juga memuat sejumlah foto-foto keluarganya.
Terakhir Muchsin melakukan update status pada tanggal 27 Agustus 2012. Namun yang menarik adalah status yang dibuatnya sekitar satu bulan yang lalu.
Entah mengapa status tersebut begitu puitis yang berisi nasehat berkaitan dengan dzikrul maut (mengingat kematian).
“Jika esok nafas ini terhenti, mungkin sujud hari ini sangatlah berarti… Jika menangis di ujung hari adalah penyesalan, mungkin hari ini adalah lentera harapan… Karena kita hanya singgah sementara di dunia, perbaikilah segala sesuatunya selagi kita masih punya hari, jangan sia-siakan waktu yang diberi, semoga apa yang kita kerjakan selalu berada di jalan-Nya… Sahabat syurgaku ayoo kita perbanyak amal ibadah seakan kita akan meninggal hari ini… i’maluu mastatho’tum (beramallah semampumu, red.).”
Selain itu, dalam catatannya yang ditulis pada 22 Maret 2012, ia mengutip perkataan salah seorang sahabat Nabi, yaitu Ali Radhiyallahu ‘anhu dengan judul “Di Mana Aku Berada?”
"aku khawatir terhadap suatu masa yg roda kehidupannya dapat menggilas keimanan, keimana hanya tinggal pemikiran, yg tak berbekas dalam perbuatan....
banyak org baik tapi tak berakal, ada org berakal tpi tak beriman...
ada lidah fasih tapi berhati lalai,ada yg khusyuk tpi sibuk dalam kesendirian...
ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis, ada ahli maksiat rendah hati bagaikan sufi...
ada yg banyak tertawa hingga hatinya berkarat, dan ada yg menangis karena kufur nikmat...
ada yg murah senyum tapi hatinya mengumpat, ada yg berhati tulus tapi wajahnya cemberut...
ada yg berlisan bijak tapi tak memberi teladan, dan ada pelacur yg tampil jadi figur...
ada org yg punya ilmu tapi tak faham, ada yg faham tapi tak menjalankan...
ada yg pintar tapi membodohi, ada yg bodoh tak tahu diri...
ada org beragama tapi tak berakhlak, ada yg berakhlak tapi tak bertuhan...
lalu diantara semua itu dimanakah aku berada...???"
(Ali bin Abi Thalib R.A)
Itulah sedikit gambaran dari sosok Muchsin, seorang pemuda mujahid pemberani yang terpancar dari untaian nasehatnya sebuah keshalihan pribadinya. Semoga harapan sang ayah, Muslimin yang menghendaki anaknya syahid dikabulkan Allah ta’ala. [Ahmed Widad]