JAKARTA (voa-islam.com) - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Adrianus Meliala memaklumi kesalahan target operasi saat operasi penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 di Solo pada Jumat (31/8/2012) lalu.
"Kegiatan operasi anti teror ini kan ada unsur dadakan. Jadi, adanya informasi dalam operasi tersebut bisa dimengerti," ujar Adrianus usai melihat melihat jenazah di Rumah Sakit Bhayangkari Tingkat I Raden Said Sukanto atau RS Polri, Kramat Jati, Jum’at (7/9/2012).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Wiji Siswo Suwito (65), mertua seorang terduga Bayu Setyono, manjadi korban salah tangkap dan kebiadaban Densus 88. Mbah Wiji yang sudah sepuh itu dipukuli hingga memar dan ada luka jahitan di wajahnya. Tak hanya itu, rumah Mbah Wiji dirusak, ponsel dan kendaraannya pun diambil Densus 88.
Adrianus berkilah kesalahan dalam operasi anti teror adalah sesuatu yang wajar, mengingat operasi teror adalah operasi yang dilakukan membutuhkan waktu yang cepat.
"Sebagai profesional, kesalahan itu wajar dilakukan, yang terpenting dari Polisi sendiri sudah mengakui kalau itu suatu kesalahan," katanya.
Adrianus hanya mempersilahkan pihak yang merasa dirugikan membawa kasus ini ke jalur hukum. "Kalau ada yang merasa dirugikan, kami sarankan untuk diselesaikan kasus ini secara kekeluargaan, tapi kalau masyarakat mau komplein, silahkan saja," katanya. [Widad/trb]