View Full Version
Senin, 10 Sep 2012

La Jumu dan Sukri Ditangkap di Ambon, Warga Ragu Mereka Terlibat Teror

AMBON (voa-islam.com) - Salah seorang terduga pria yang ditangkap di kawasan Gunung Malintang, Desa Batu Merah, Ambon bernama La Jumu. Dari dalam rumah La Jumu Polisi menangkap empat orang termasuk La Jumu dengan istrinya. Kesaksian warga disekitar menyebutkan bahwa Polisi juga menyita senjata laras panjang jenis MK 3, SKS, granat dan amunisi.

Meskipun polisi menyebut bahwa penangkapan tersebut terkait kasus terorisme namun sebagian masyarakat meragukan kebenaran tudingan polisi tersebut. Nasir (bukan nama sebenarnya) menuturkan, "sepertinya tidak mungkin kalau mereka terkait dengan jaringan teroris,mereka masyarakat biasa," ujarnya kepada voa-islam.com, Senin (10/9/2012)

Hal senada diungkapkan oleh Mukhlis yang meyakini bahwa senjata api yang disita oleh polisi dari rumah La Jumu adalah senjata peninggalan kerusuhan tahun 1999-2002.

Berdasarkan keterangan yang didapat dari warga sekitar, La Jumu berprofesi sebagai pedagang kayu Gaharu. La Jumu yang memiliki seorang istri dan empat orang anak. Sebelumnya ia tinggal di sebuah rumah di Dusun Amantelu RT 04/RW 017, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota madya Ambon.

Namun sudah sekitar satu tahun ini La Jumu dan keluarganya  berpindah rumah ke kawasan Gunung Malintang, Desa Batu Merah, Ambon. Anak laki-laki La Jumu yang bernama Abdurrahman Tun sampai hari ini masih bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Al Anshor yang berlokasi di Dusun Amantelu.

Saat mendatangi Madrasah Ibtidaiyah Al Anshor salah seorang pengajar bernama ustadzah Ummu A'in mengatakan, salah satu anak La Jumu yang bernama Abdurrahman Tun sampai sekarang masih bersekolah di Madrasah tersebut. "Abdurrahman Tun kelas empat di Madrasah Al Anshor," tuturnya kepada voa-islam.com, Senin (10/8/2012).

Tersangka lain yang ditangkap polisi bernama Sukri beralamat di Desa ketapang, Kecamatan Piru Kabupaten Seram Bagian Barat. Tetangga Sukri yang bernama Ummu Mukhlas mengatakan Sukri adalah orang Bugis. "Sukri itu orang bugis,tapi lahir dan besar di desa Ketapang," ucapnya.

Keterkaitan Sukri dengan kasus terorisme juga dipertanyakan, pasalnya selama ini Sukri tinggal dan menetap di desa Ketapang dan hanya sekali-sekali saja ke Ambon jika ada keperluan. Sementara jarak tempuh antara Desa Ketapang dan kota Ambon sekitar empat jam perjalanan.

Sampai saat ini masih belum jelas bagaimana keterkaitan sejumlah orang yang ditangkap di Ambon dengan kasus terorisme yang beberapa waktu lalu terjadi. [AF]


latestnews

View Full Version