JAKARTA (voa-islam.com) - Dalam sebuah hadits yang diriwayatka dari Ibnu Abbas dikisahkan seorang lelaki tua tuna netra yang membunuh budak yang dicintainya hanya karena ia mencaci Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
فَقَامَ الاعْمَى يَتَخَطَّى النَّاسَ وَهُوَ يَتَزَلْزَلُ حَتَّى قَعَدَ بَيْنَ يَدَيْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَا صَاحِبُهَا كَانَتْ تَشْتُمُكَ وَتَقَعُ فِيكَ فَأَنْهَاهَا فَلا تَنْتَهِي وَأَزْجُرُهَا فَلَا تَنْزَجِرُ وَلِي مِنْهَا ابْنَانِ مِثْلُ اللُّؤْلُؤَتَيْنِ وَكَانَتْ بِي رَفِيقَةً فَلَمَّا كَانَ الْبَارِحَةَ جَعَلَتْ تَشْتُمُكَ وَتَقَعُ فِيكَ فَأَخَذْتُ الْمِغْوَلَ فَوَضَعْتُهُ فِي بَطْنِهَا وَاتَّكَأْتُ عَلَيْهَا حَتَّى قَتَلْتُهَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلا اشْهَدُوا أَنَّ دَمَهَا هَدَرٌ
…Seorang lelaki buta datang dan berjalan melewati orang-orang dengan badan gemetar sehingga ia duduk di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Sejenak dia berkata, "Ya Rasulullah, aku-lah pemilik budak itu. Dia selalu mencaci dan mencelamu. Telah kularang dia, tapi tetap saja dia tidak mau berhenti. Dan telah kucegah dia, tapi dia tidak dapat dicegah. Aku memiliki dua orang anak dari hubunganku dengannya seperti dau buah permata, dan dia pun sangat sayang padaku. Namun semalam, dia kembali mencaci dan mencelamu. Lalu kuambil pedang dan kuletakkan di atas perutnya. Kemudian kutindih dia sehingga dia mati terbunuh. Mendengar kesaksiannya, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Saksikanlah oleh kalian semua bahwa darahnya tumpah sia-sia. (H.R. Abu Daud, no. 3665)
Hadits di atas membuktikan bahwa pembelaan terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dilakukan oleh siapa saja, meski ia buta (tuna netra) sekalipun.
Hal inilah yang menginspirasi ustadz Abu Hasan, tuna netra yang hafizh (hafal) Al-Qur’an 30 juz, alumnus ma’had Abu Bakar Ash Shiddiq UMS Solo angkatan 2006 yang aktif di yayasan Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI).
Saat bertamu ke kantor berita voa-islam.com, dengan semangat menggebu ia menyampaikan bahwa apapun kekuatan yang kita miliki hendaknya dicurahkan untuk membela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
“Jadi apapun kekuatan yang kita miliki, harta yang kita miliki harus dikerahkan semuanya, bahkan jiwa, sekalipun itu adalah hal berharga yang kita miliki harus kita korbankan,” tegasnya pria asal Solo ini, pada Selasa (18/9/2012).
Ia mendengar di berbagai belahan dunia bahkan di Indonesia umat Islam melakukan aksi protes terhadap penghinaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam film ‘Innocence of Muslim’. Maka ia pun mengungkapkan curahan hatinya bahwa dirinya memiliki semangat yang sama dengan umat Islam lainnya yaitu keinginan untuk turun ke jalan.
“Kami para tunanetra memiliki perasaan yang sama dengan para ikhwan yang lain. Mungkin kami memiliki keterbatasan, tapi dalam hal lain kita memiliki semangat yang sama, keinginan yang sama,” ujar ustadz yang kini menjadi relawan Infaq Dakwah Club (IDC) untuk mengajarkan Al-Qur’an braile ini.
Di akhir wawancara, ia kembali menyerukan kepada saudaranya sesama muslim agar mengerahkan segala upaya untuk membela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Apa pun yang kita mampu untuk membela Rasulullah hendaklah kita lakukan!” tandasnya. [Ahmed Widad]