JAKARTA (voa-islam.com) - Menyikapi penghinaan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang terus menerus terjadi akhi-akhir ini, ustadz Fauzan Al-Anshari menyatakan bahwa tidak tepat jika harus dihadapi dengan kata sabar.
Menurutnya, perintah bersabar tatkala Rasulullah itu dilecehkan sudah dimansukh sebab hal itu terjadi saat periode Mekah sebelum turunnya ayat-ayat perintah jihad.
“Jangan pakai kata-kata sabar lagi, sabar itu ketika di Mekah, sudah dimansukh. Jadi ketika Rasulullah dibilang sahirun majnun (tukang sihir gila, red.) kan belum turun ayat jihad. Tapi sekarang ayat jihad itu sudah sempurna, sehingga bagi pencaci Rasul seperti yang terjadi pada Ka’ab bin Al Asyraf di zaman Rasul dan sahabat itu harus dengan ightiyal,” tuturnya kepada voa-islam.com, Jum’at (21/9/2012).
...Menyikapi penghinaan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang terus menerus terjadi akhi-akhir ini, ustadz Fauzan Al-Anshari menyatakan bahwa tidak tepat jika harus dihadapi dengan kata sabar.
Ia menilai ightiyal (membunuh diam-diam) bagi penghinan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah solusi tepat dan terkandung hikmah syar’iyah di dalamnya.
“Kenapa ightiyal? Sebab pelakunya seorang, bukan negara, ini juga untuk meminimalkan dampak, jangan sampai kaumnya itu ikut membela dia. Tentutnya pelaku ightiyal ini adalah harus pasukan khusus yang memiliki kemampuan yang baik,” ungkap aktivis Masyarakat Peduli Syariah (MPS) ini.
Ia menambahkan bagi kaum Muslimin yang memilik kemampuan silahkan melakukan sunnah ightiyal tersebut bagi para penghina Nabi.
...Adapun kita yang mendengar dan menyaksikan Sam Bacile sebagai setan yang berbicara, jika kita diam maka diamnya kita adalah seperti setan bisu.
Namun, bagi yang belum memiliki kemampuan minimal secara lisan umat Islam harus bersuara membela Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa Sallam dari penghinaan.
“Adapun kita yang mendengar dan menyaksikan Sam Bacile sebagai setan yang berbicara, jika kita diam maka diamnya kita adalah seperti setan bisu. Maka minimal lisan kita bersuara, dimana? Di tempat-tempat yang kita nilai sebagai pendukung atau pelindung Sam Bacile seperti Kedubes Amerika Serikat. Kenapa kita bilang mereka mendukung? Karena tidak mengambil langkah apa pun. Demikian juga sekarang pelecehan Nabi di Perancis yang baru-baru ini,” imbuhnya.
Untuk diketahui pelecehan terhadap Nabi Muhammad kembali terjadi. Setelah sebelumnya Sam Bacile membuat film berjudul “Innocence of Muslim” dengan menggambarkan Nabi Muhammad sebagai orang yang haus seks dan pengidap pedofilia, kali ini hinaan datang lagi dengan terbitnya sebuah majalah Perancis mingguan, Charlie Hebdo yang memuat kartun Nabi Muhammad. Bahkan redaktur majalah tersebut berjanji akan terus mengolok-olok Nabi Muhammad hingga suatu saat menjadi suatu yang lumrah seperti diolok-oloknya Yesus atau Paus. [Ahmed Widad]