JAKARTA (voa-islam.com) - Ustadz Fauzan Al-Anshari mengimbau umat Islam agar tak hanya memfokuskan perhatiannya pada penghinaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lewat film “Innocence of Muslim.” Sebab ada banyak penghinaan terhadap Islam yang sama sekali tak disadari kaum Muslimin seperti sistem demokrasi.
Menurutnya, sistem demokrasi bukan saja telah melecehkan Islam tapi sudah merampok hak Allah dalam membuat hukum.
“Kadangkala kita itu musuh yang jauh nampak tapi musuh yang dekat tidak nampak. Seperti demokrasi, itu bukan lagi melecehkan, tapi sudah merampok hak Allah dalam membuat hukum," kata pimpinan pondok pesantren Anshorullah, Ciamis tersebut kepada voa-islam.com, Jum’at (21/9/2012).
Lebih lanjut, ia menyatakan seseorang yang mengakui demokrasi sama saja dengan mengakui bahwa pembuat hukum itu bukan Allah tetapi parlemen. “Ketika kita mengakui demokrasi itu artinya kita mengakui jika yang membuat hukum itu bukan Allah tapi parlemen. Itu kan pelecehan, tapi kenapa kita tidak mengatakan demokrasi itu musuh?” ujarnya.
Kadangkala kita itu musuh yang jauh nampak tapi musuh yang dekat tidak nampak. Seperti demokrasi, itu bukan lagi melecehkan, tapi sudah merampok hak Allah dalam membuat hukum
Oleh sebab itu ia menegaskan bahwa sebenarnya begitu banyak bentuk pelecehan di depan mata kaum muslimin.
“Jadi itu betul, soal pelecehan itu tidak usah jauh-jauh ke California, Sam Bacile di depan mata kita pun banyak sekali pelecehan. Tetapi meski demikian kasus penghinaan Nabi ini mudah-mudahan bisa menjadi satu momen untuk menyatukan umat Islam, membangunkan mereka dari tidur panjangnya,” tuturnya.
Selain itu ia juga menyinggung bahwa Rasululllah adalah junjungan umat Islam, maka jangan sekedar memperingati maulid di istana sementara sunnah-sunnahnya justru dilecehkan.
“Rasulullah itu junjungan kita bersama bukan hanya diperingati maulidnya di istana tapi sunnahnya dilecehkan, Al-Qur’annya dilombakan tapi pengamalannya dituduh terorisme,” pungkasnya. [Ahmed Widad]