JAKARTA (voa-islam.com) - Menanggapi penangkapan sejumlah orang oleh Densus 88 di Solo beberapa hari terakhir, Direktur JAT Media Center (JMC), ustadz Son Hadi menyatakan bahwa operasi tersebut bertujuan sebagai pencitraan pihak kepolisian.
Menurutnya, penutupan Kedubes AS adalah bukti jika Amerika sudah tak merasa aman di Indonesia dan ini merupakan pelecehan terhadap aparat keamanan.
“Ini tidak lebih dari sebuah pencitraan polisi yang sebenarnya akhir-akhir ini Amerika sudah tidak percaya sehubungan dengan ditutupnya Kedutaan Besar Amerika kemarin. Penutupan tersebut pada dasarnya sebuah panghinaan terhadap aparat keamanan lantaran pemerintah AS merasa tidak aman,” ujar ustadz Son Hadi saat dihubungi voa-islam.com, Ahad (23/9/2012).
Betul, dia akan mengait-ngaitkan dengan JAT. Jadi rekayaa menghubungkan ke arah sana tetap akan ada. Sebab BNPT sudah kadung mencitrakan JAT sebagai ormas teroris
Selain itu kata Direktur JMC tersebut, BNPT seolah ingin membuktikan cerita yang dikarangnya bahwa teroris masih kuat dan berencana membom gedung DPR.
“BNPT juga seolah-olah ingin membuktikan cerita yang dia karang-karang bahwa DPR akan dibom dan teroris masih kuat. Dikatakan jaringan poso tapi biasnya ke mana-mana, jadi ada apa?” ujarnya.
Kemudian saat ditanya, apakah penangkapan tersebut akan dikaitkan dengan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) oleh BNPT? Ustadz Son, sapaan akrabnya, membenarkan prediksi tersebut.
“Betul, dia akan mengait-ngaitkan dengan JAT. Jadi rekayaa menghubungkan ke arah sana tetap akan ada. Sebab BNPT sudah kadung mencitrakan JAT sebagai ormas teroris. Padahal dari dulu sampai sekarang JAT tidak ada kaitannya,” imbuhnya. [Ahmed Widad]