SOLO, (voa-islam.com) - Pembuat dan produser film Innocence of Muslim Nakoula Basseley Nakoula (55 tahun) atau Sam Bacile telah ditahan oleh polisi Los Angeles, Amerika Serikat.
Akan tetapi, Sam Bacile ditahan oleh pihak berwenang bukan karena aktivitasnya yang telah membuat film yang berisi tentang pelecehan dan penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW. Ia ditahan dan diadili terkait dengan kasus penipuan perbankan.
Terkait marakanya pelecehan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa Sallam, ustadz Rosyid Ridho Ba’asyir saat memberikan taushiyahnya dalam kajian rutin Jum’at pagi (28/9/2012) di masjid Fauziah komplek Madrasah ‘Aliyah Putra Pondok Pesatren Al Mukmin Ngruki Sukoharjo menjelaskan bahwa menurut syar’i, bila ada orang yang menghina Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa Sallam hukuman yang pantas baginya adalah dibunuh atau dihukum mati.
“Kita membela Nabi itu harus kapan dan dimana saja, jadi bukan hanya saat dikecoh-kecohkan, dan dirame-ramekan dan di provokasi begini. Semua orang yang menghina-hina Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam dan membantu dalam usaha dalam menghina Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam, itu memang hukum syar’inya harus itu dibunuh, dan harus dibunuh”, tegasnya.
...Semua orang yang menghina-hina Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam dan membantu dalam usaha dalam menghina Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam, itu memang hukum syar’inya harus itu dibunuh, dan harus dibunuh
Lebih lanjut, ustadz yang juga pengasuh Ma’had ‘Ali Darul Wahyain Magetan Jawa Timur ini menyatakan bahwa yang wajib untuk mengeksekusi orang-orang yang telah menghina Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa Sallam itu tidak harus pemerintahan, akan tetapi individu kaum muslimin juga bisa dan boleh untuk melakukannya kalau dia mampu melaksanakan hukum syar’i tersebut.
“Dan yang harus membunuh itu tidak harus pemerintahan, dan tidak harus pemerintah. Personal juga tidak apa-apa. Dan jika ada yang mengatakan, “Lha kalau seperti itu nanti kacau donk?” lha wong Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa Sallam saja menyatakan boleh kok. Dari kejadian sahabat Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam yang membunuh budaknya ketika menghina Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam dan kisah sahabat lainnya yang menghina Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam kemudian dia membunuh orang yang menghina Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam. Jadi intinya, kita membela Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam itu kapan dan dimana saja, dan kita tidak perlu takut dengan orang yang menghalang-halangi,” ungkapnya.
...para sahabat Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa Sallam dilecehkan dan dihina, mereka melaksanakan pembelaannya kepada Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam dengan melakukan amaliyah
Terakhir, ustadz yang pernah menimba ilmu di Darul Hadits Mekkah Al Mukarromah Arab Saudi ini menegaskan bahwa seseorang tidak akan bisa dikatakan bertaqwa kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benar taqwa, sehingga dia tidak menampakkan pembelaannya kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa Sallam dalam bentuk tindakan dan amaliyah. Kalau hanya membela Nabi Muhammad SAW dengan lisannya, maka ketaqwaannya kepada Allah SWT masih perlu dipertanyakan.
“Tidak akan bisa orang itu dikatakan bertaqwa kepada Allah Ta’ala, sedangkan dia hanya mengecam-ngecam saja dengan lisannya. Sedangkan apa yang telah dicontohkan oleh para sahabat Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa Sallam dilecehkan dan dihina, mereka melaksanakan pembelaannya kepada Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam dengan melakukan amaliyah,” pungkasnya. [Bekti/VOA]