View Full Version
Senin, 01 Oct 2012

Sastrawan Taufik Ismail: Komunis Bantai 120 Juta Orang di 75 Negara

JAKARTA (voa-islam.com) - Majelis Ulama Indonesi (MUI) menggelar Halaqoh Kebangsaan dengan tema “Mengungkap Fakta dan Peristiwa Kelam Tahun 1965.” Acara yang diselenggarakan di kantor MUI Pusat di Jl. Proklamasi No.51 Menteng Jakarta Pusat, pada hari Senin (1/10/2012) tersebut menghadirkan budayawan Taufik Ismail sebagai salah satu pembicara

Dalam kesempatan tersebut, Taufik Ismail yang dikenal dengan karya-karya puisinya, kali ini justru memaparkan sejumlah fakta pembantaian komunisme di dunia, lewat karyanya yang berjudul “Meneropong Komunisme dalam Angka-angka.” Berikut ini kutipan paparan lengkap Taufik Ismail yang disampaikan di hadapan ratusan hadirin di kantor MUI Pusat.

Meneropong Komunisme dalam Angka-angka

Oleh: Taufiq Ismail

[Dari Chang & Halliday (2006), Courtois (2000), Nihan (1991), Ratanachaya (1996), Rummel (1993)].

Komunisme membantai 120 juta manusia di 75 negara, sepanjang 1917-1991, rata-rata  1.621.621 orang setahun, 4.504 sehari, 3 orang per menit, 20 detik per orang, selama 74 tahun di 75 negara.

Komunisme kudeta di 75 negara, negara bagian, pulau dan kota selama 69 tahun (1918-1987) sepanjang abad ke-20, dan berhasil mendirikan 28 negara komunis di dunia.

Pembantai paling raksasa dalam sejarah dunia: rezim Uni Sovyet yang menghabisi 61.000.000 orang.

Dari jumlah itu stalin bertanggung-jawab  terhadap 43.000.000 orang, (sekitar 39.000.000 mati di kamp kerja paksa).

Pembantai raksasa paling garang dalam sejarah dunia adalah kamboja di bawah partai Khmer Rouge pimpinan Pol Pot, April 1975 – Des. 1978 membantai  2.000.000 (28,57 %) dari penduduk berjumlah 7.000.000. 

Pembantai raksasa ketiga: rezim komunis Cina, sejak 1949  sampai 1987 (revolusi kebudayaan), yang membunuh lebih dari 1.000.000 warganya sendiri.

...Komunisme membantai 120 juta manusia di 75 negara, sepanjang 1917-1991, rata-rata  1.621.621 orang setahun, 4.504 sehari, 3 orang per menit, 20 detik per orang, selama 74 tahun

Partai komunis Khmer Rouge membantai 2.000.000 orang dalam 44 bulan, berarti; 45.454 orang / bulan 1515 orang / hari, 63 orang / jam, 1 orang / menit selama 3 ½ tahun, April 1975 - Des. 1978

Korban total komunisme  (1917-1991) membantai 120.000.000 orang. Korban total seluruh perang dunia dan perang lokal abad XX 38.000.000 orang, sepertiga korban komunisme.

Korban nyawa akibat keganasan komunisme tiga kali lipat lebih banyak dari korban seluruh perang di dunia sejak Nabi Adam sampai sekarang yaitu; korban perang dunia I, perang dunia II, Korea, Vietnam, Iraq, Afghanistan, Palestina, Libanon digabung menjadi satu.

Penduduk 28 negara komunis melarikan diri dari negara mereka sebagai pengungsi sebanyak 35.000.000 orang, karena kemelaratan dan tak tahan ditindas, 1917 – 1971.

Empat algojo raksasa komunis: Lenin (500.000, 1917-1923), stalin (43 juta, 1925-1953), *), Mao Tse-Tung (70 juta, 1947-1976) *) dan pol pot (2 juta orang, 1975-1979).

*) sebagian karena mati kelaparan, kegagalan panen dan ekonomi.

...Korban nyawa akibat keganasan komunisme tiga kali lipat lebih banyak dari korban seluruh perang di dunia sejak Nabi Adam sampai sekarang yaitu; korban perang dunia I, perang dunia II

Tak banyak yang tahu bahwa Adolf Hitler pengagum Josef Stalin dan dia mengaku berguru dari Stalin. hitler membantai 25.600.000, Stalin 43.000.000.

Dua anak muda jerman, Karl marx (30 tahun) dan Friedrich Engels (28 tahun) menerbitkan buku manifesto komunis (1848).

Mereka menulis terang-terangan bahwa tujuan ideologi mereka adalah “merebut kekuasaan dengan kekerasan”. Tapi partai komunis di seluruh dunia menutup-nutupi ini, berdusta dan menggantinya dengan istilah muluk-muluk.

Akhirnya 24 negara sosialis-komunis itu di tahun 1991 bubar berantakan. RRC dan Vietnam berkhianat secara ideologis karena mengambil jalan kapitalisme dan kini menjadi makmur.

Korea Utara dan Cuba bertahan secara ideologis dan rakyatnya tetap melarat sengsara sampai sekarang.

...Di seluruh dunia ideologi ini sudah gagal total, tidak laku lagi dijual, karena ideologi ini haus darah, pandang enteng nyawa manusia, anti Tuhan, immoral, anti perdamaian dan pura-pura pro demokrasi.

Ideologi haus darah ini, yang pada 1926, 1948 dan 1965 mencoba merebut kekuasaan dan gagal, telah dilarang di Indonesia sejak 1966. Tetapi ideologi ini, diam-diam bergerak terus atas dasar dendam.

Di seluruh dunia ideologi ini sudah gagal total, tidak laku lagi dijual, karena ideologi ini haus darah, pandang enteng nyawa manusia, anti Tuhan, immoral, anti perdamaian dan pura-pura pro demokrasi.

Mari kita bersama membasmi kebodohan, memberantas kemiskinan, menghabisi korupsi, meredam kekerasan dan anarki, menegakkan hukum dan keadilan di negeri kita. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version