View Full Version
Selasa, 02 Oct 2012

MUI Solo: Tidak Marah Nabi Muhammad Dihina, Diragukan Keislamannya

SOLO (voa-islam.com) – Sebelum apel siaga atau aksi protes penghinaan Nabi Muhammad SAW dari lapangan Kota Barat hingga Balai Kota Solo, jajaran pengurus MUI kota Solo terlebih dulu mengadakan koferensi pers dihadapan awak media cetak maupun elektronik di Galeri Resto Solo pada Ahad siang (30/9/2012) jam 11.30 WIB.

Dalam jumpa pers di rumah makan yang terletak di depan masjid Tegalsari Solo tersebut, tampak hadir dari pengurus MUI Solo yaitu ustadz Dahlan selaku ketua komisi ukhuwah MUI Solo, Dr. Joko Sutrisno anggota komisi hukum MUI Solo, serta Prof. Dr. dr. KH. Zaenal Arifin Adnan, Sp.PD (KR) FINASIM sendiri selaku Ketua Umum MUI Solo.

Menurut Ustadz Dahlan, press rilis dan aksi siaga pada minggu siang tersebut terkait dengan film Innocence of Muslim yang menghina Nabi Muhammad SAW. Disamping itu, dia juga menyatakan bahwa jika ada umat Islam tidak marah terhadap penghinaan yang dilakukan kepada Nabi Muhammad SAW, maka ke-islamannya patut dipertanyakan.

“Press rilis sekarang ini dan aksi pada siang nanti terkait dengan film yang menghina Nabi Muhammad SAW. Umat Islam itu sangat cinta kepada Nabinya, kalau Nabinya dihina ya pasti marah. Dan kalau tidak marah berarti diragukan keislamannya,” tegas ustadz yang juga mantan anggota HMI Solo itu.

...Umat Islam itu sangat cinta kepada Nabinya, kalau Nabinya dihina ya pasti marah. Dan kalau tidak marah berarti diragukan ke-islamannya

 

Senada dengan ustadz Dahlan, ketua MUI Solo juga mengungkapkan bahwa latar belakang aksi siaga yang hendak dilaksanakan itu terkait dengan film yang telah menghina Nabi Muhammad SAW. Dengan dalih apapun juga, seseorang tidak dibenarkan untuk melecehkan umat dan warga negara apalagi sebuah bangsa lainnya.

“Kemudian yang membikin kita, para ulama, umat Islam, elemen Islam, satgas dan ormas Islam gelo (kesal, red.), menyesalkan dan kecewa itu kepada Amerika serikat, notabenya yang membuat film itu kan warga negara Amerika, dengan istilah berekspresi dan macam-macam alasan, tapi malah menyakiti hati umat Islam dengan film Innocence of Muslim. Karena itulah kita menulis dan akan mengirimkan surat ini”, katanya.

Dokter ahli penyakit dalam yang biasa disapa Prof. Zaenal ini lebih lanjut menerangkan bahwa dirinya dan para ulama sangat menghormati dan mentaati pemerintah dan presiden Indonesia. Tapi ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya lebih diunggulkan dibanding ketaatan kepada pemerintah, Maka aksi siaga MUI Solo tersebut jangan disalah artikan sebagai pembangkangan kepada pemerintah.

“Kita taat kepada pemerintah, kita taat kepada presiden kita, dan pemerintah kita bersahabat dengan Amerika. Tapi, kita sebagai muslim diperintahkan oleh Islam untuk taat kepada Allah dan Rosul-Nya. Jika Rasul-Nya yang mulia dihinakan, maka kita wajib marah”, ungkapnya.

Prof. Zaenal kembali menegaskan bahwa umat Islam sebetulnya sagat menghargai dan menghormati dengan yang namanya sebuah perjanjian dan atau toleransi umat beragama untuk tidak saling menyakiti. Tapi beliau menyesalkan kenapa ada warga negara Amerika yang berbuat laknat dengan melecehkan Nabi Muhammad SAW malah dilindungi.

“Saling menghargai, saling mencintai, saling menghormati suatu hal yang dan perjanjian yang agung. Tapi kenapa ada warganya yang berbuat laknat begitu, dilindungi. Inilah yang membuat marah umat Islam di dunia, termasuk di Solo”, sesalnya. [Bekti]


latestnews

View Full Version