View Full Version
Kamis, 04 Oct 2012

Celurit: Lambang Komunis Digunakan Saat Tawuran

JAKARTA (voa-islam.com) - Tawuran pelajar yang berkali-kali terjadi telah memakan korban jiwa. Para pelajar yang melakukan tentu bukan dengan tangan kosong. Mereka menggunakan senjata tajam untuk melukai hingga membunuh korbannya. Anehnya senjata yang digunakan pelaku jenisnya sama yaitu celurit.

Kasus tawuran siswa SMAN 70 Fitra Rahmadani alias Doyok yang telah merenggut nyawa siswa SMAN 6 Alawi Yusianto Putra pada Senin (24/9/2012), polisi menemukan barang bukti celurit di lokasi kejadian yang merupakan milik tersangka. Fitra pun dalam pemeriksaan telah mengakui jika celurit itu, merupakan senjata tajam yang digunakannya untuk membacok korbannya.

Demikian pula Denny Januar, 17 tahun, siswa kelas XII jurusan IPS, SMA Yayasan Karya 66 (Yake) tewas dalam tawuran antara sekolahnya dengan SMK Kartika Zenith (Kaze) pada Rabu (26/9/2012). Menurut pihak kepolisian Denny yang tewas di tangan AD terkena sabetan celurit di dada sebelah kiri.

...Celurit itu kan lambangnya komunis, anak-anak yang tawuran itu selalu pakai celurit, itu dapatnya dari mana?

Prihatin dengan fenomena tersebut, aktivis dan muballighah Dra. Hj. Nurdiati Akma, Msi mempertanyakan dari mana para pelajar tersebut mendapat mendapat celurit? Bukankah celurit itu lambang komunis?

“Celurit itu kan lambangnya komunis, anak-anak yang tawuran itu selalu pakai celurit, itu dapatnya dari mana? Saya lihat di pasar tradisional tidak ada yang jual, di mal-mal juga tidak ada yang jual,” ujar Ketua Pimpinan Pusat Forum Silaturahim antar Pengajian (PP FORSAP), kepada voa-islam.com, Senin (1/10/2012).

Ia khawatir jika komunis sudah mulai menyusup ke kalangan pelajar, sebab dari informasi yang didapatnya ada sejumlah pelajar yang kerap melakukan semacam upacara di sekitar jalan Proklamasi.

“Saya dengar kalau mereka sering bikin upacara di Proklamasi,” tutur mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) ini.

Untuk mengantisipasi hal itu, ia mengimbau kepada para guru agar menyampaikan sejarah bahayanya komunis kepada anak didiknya dengan benar.

“Saya himbau agar para guru memberikan sejarah yang benar kepada anak murid kita. Beritahukan kepada mereka, kekejaman, kejahatan PKI sejak sebelum kemerdekaan sampai hari ini,” tutupnya. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version