Berita Haji (VoA-Islam) – Kepala Misi Haji Indonesia Daker Madinah, Akhmad Jauhari mengabarkan, seorang jamaah calon haji (calhaj) Indonesia asal Lampung bernama M Toli Harbi Berkat (59 tahun) yang tergabung dalam kloter 20 Jakarta, ditemukan meninggal tertelungkup di balkon lantai dua Elyas Hotel, Madinah. Korban ditemukan Ahad (7/10) sekitar pukul 16.00 waktu Arab Saudi. Korban diduga terjatuh dari kamarnya di lantai 11 hotel tersebut.
Kepolisian Arab Saudi tengah menyelidiki kasus kematian tersebut. "Kepolisian Arab Saudi melihat kematian korban tidak wajar sehingga harus diselidiki. Namun dari laporan kemungkinannya memang terjatuh. Cuma jatuhnya bagaimana itu yang masih diselidiki," ujar Jauhari.
Seperti diberitkan Jurnal Haji dan Umrah, korban sekamar bersama tiga teman serombongan, yakni J, MM, dan S. Pada pukul 03.00, MM dan J berangkat ke Masjid Nabawi untuk shalat. Di kamar tinggal dua orang. Sekitar pukul 04.00, S menyusul pergi. Saat S pergi itu, Toli sudah tidak terlihat di kamar. S menyangka dia yang paling belakangan berangkat ke masjid.
Saat tiga orang tersebut kembali ke kamar, mereka belum menyadari bahwa Toli terjatuh. Ketiganya menduga Toli tersesat. Mereka pun melapor ke ketua kloter dan petugas Misi Haji Indonesia yang bertugas di kawasan tersebut. Sekitar pukul 16.00, secara tak sengaja ada jamaah membuka jendela dan melihat jenazah Toli di balkon.
Belum diketahui pasti bagaimana pria tersebut terjatuh. Korban langsung dievakuasi oleh polisi Arab Saudi dan dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi. Alasan ketakjelasan itu juga, kata Jauhari, yang membuat pihaknya berhati-hati ketika memberitahukan kejadian ini kepada media sehingga baru bisa mengungkap kasus tersebut baru-baru ini.
Jauhari menjelaskan, dari laporan yang masuk kepadanya, ketua rombongan almarhum pada pukul 1.00 Waktu Arab Saudi sudah melihat almarhum terlihat kurang sehat. Dirinya pun menasihati untuk tidak memaksakan diri beribadah dan memintanya untuk beristirahat dan melakukan shalat di kamar saja.
"Nah pas pukul 3 teman-teman sekamarnya bangun, melihat dia sudah tidak ada di tempat tidur. Mereka mengira temannya itu sudah lebih dulu pergi ke Masjid Nabawi. Tapi sampai pagi ditunggu tidak kembali-kembali, sampai akhirnya ditemukan dalam kondisi sudah meninggal," ujarnya.
Kepolisian Arab Saudi menurut Jauhari menyelidiki kasus itu karena posisi korban ketika ditemukan berada jauh dari kemungkinan jatuhnya korban dari kamarnya. "Kondisi jendela kamar korban itu masih tertutup rapat. Posisi jenazah ketika ditemukan pun jauh dari jendela kamar korban sehingga ini menimbulkan pertanyaan apa penyebabnya. Makanya polisi Arab Saudi masih mengumpulkan semua informasi," lanjut Jauhari.
Sementara salah seorang dokter dari Misi Haji Indonesia, Jokok Santoso mengatakan petugas kesehatan Indonesia tidak diizinkan untuk melihat jenazah korban. Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) pun masih belum mendapatkan informasi resmi ''Kami tidak tahu persis bagaimana mulanya. Melihat jenazahnya saja kami tidak diizinkan,'' ujar dokter Jojok Santoso, dokter dari Sektor I Madinah.
Hingga saat ini juga dikabarkan, calon jamaah haji yang wafat di Makkah dan Madinah sudah mencapai 22 orang. Sebagian besar dikarenakan sakit. (desas/MCH/jurnal haji)