View Full Version
Jum'at, 12 Oct 2012

Inilah Hikmah di Balik Jihad Bom Bali I

JAKARTA (voa-islam.com) - Setiap peristiwa pasti ada hikmah yang bisa dipetik. Termasuk dalam jihad bom Bali I pada 12 Oktober 2002 silam. Dari aksi jihad tersebut maka jelaslah furqan (pembeda) serta tersingkap pula siapa kawan dan siapa lawan.

“Jihad itu akan membuka dengan jelas siapa musuh, siapa kawan, siapa munafiq dan siapa yang bukan? Siapa pula yang istiqomah dan siapa yang jihadnya hanya slogan saja akan dinampakkan dalam hal-hal semacam ini. Melalui operasi jihad bom Bali itu terungkap semua,” kata Direktur JAT Media Center (JMC), ustadz Son Hadi kepada voa-islam.com, Kamis (11/10/2012).

...Jihad itu akan membuka dengan jelas siapa musuh, siapa kawan, siapa munafiq dan siapa yang bukan? Siapa pula yang istiqomah dan siapa yang jihadnya hanya slogan

Kemudian, menurut ustadz Son Hadi pasca bom Bali para pemuda yang memiliki semangat jihad terus bermunculan, namun di sisi lain para alumni jihad Afghan justru tak tampak aktivitasnya.

“Kita lihat sekarang, sebagian besar ada anak-anak muda yang sebelum tidak dikenal memiliki tradisi trah dari tanzim jihad, mulai bermunculan. Tapi justru kita melihat saat ini mereka-mereka yang pernah di Afghan, pernah belajar jihad secara riil hari ini tidak nampak aktivitasnya dalam urusan-urusan jihad. Sehingga diambil alih oleh orang-orang yang kebetulan kapasitasnya alakadarnya tapi memiliki ghirah yang luar biasa. Anehnya pengambilan alih ini tidak dijadikan interospeksi, tapi justru dipersalahkan. Kita bisa lihat mereka-mereka yang katanya alumni Afghan kenyataannya seperti itu,” jelasnya.

Di sisi lain ia juga menegaskan bahwa aksi bom Bali bukan berdiri sendiri, aksi tersebut ada lantaran didahului musuh-musuh Islam yang menyerang negara kaum Muslimin.

“Kita tidak perlu melanjutkan kutuk-mengutuk dalam peristiwa bom Bali, musuh harusnya mengambil pelajaran bahwa kasus bom Bali itu tidak berdiri sendiri. Mereka (musuh Islam, red.) telah mendahului dengan menyerang negara-negara kaum muslimin,” tuturnya.

...Musuh harusnya mengambil pelajaran bahwa kasus bom Bali itu tidak berdiri sendiri. Mereka (musuh Islam, red.) telah mendahului dengan menyerang negara-negara kaum muslimin

Oleh sebab itu, ia menyarankan agar barat  memberi ruang umat Islam agar menerapkan syariat Islam di berbagai sisi. Selain itu hentikan pula gerakan deradikalisasi sebab cara tersebut tak menyelesaikan masalah.

“Kemudian barat hendaknya barat memberikan ruang kepada umat Islam untuk memberikan ruang penerapan syariat Islam dalam berbagai sisi; ideologi, politik, sosial, budaya, pendidikan, Hankam dan lain-lain. Mari berkompetisi secara sehat, sistem mana yang lebih bisa menyelesaikan urusan umat manusia ini. Sehingga tidak perlu ada gerakan deradikalisasi yang pada dasarnya adalah bentuk paranoid terhadap penegakkan syariat Islam. Sebab cara seperti ini tidak akan pernah selesai urusannya,” tutupnya. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version