View Full Version
Sabtu, 13 Oct 2012

Kompetisi Studi Islam dan Matematika Bergengsi Digelar di 18 Kota

Jakarta (VoA-Islam) – Tadi pagi, Gelanggang Olah Raga (GOR) Ciracas, Jakarta Timur diramaikan oleh anak-anak pelajar usia SD dan SMP, untuk mengikuti Fakhruddin Ar-Razi Competition(FRC) 2012, sebuah kompetisi Studi Islam dan Matematika Tingkat Nasional. Mereka yang didampingi oleh para guru dan orang tuanya masing-masing, datang dari sekolah-sekolah di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Ternyata, kompetisi bergengsi pelajar Muslim ini tidak hanya digelar di GOR Ciracas, tapi juga serentak di  18 kota lainnya di Indonesia, seperti Banten, Bandung, Tegal, Magelang, Solo, Surabaya, Malang, Bojonegoro, Nganjuk, Pasuruan, Medan, Makassar dan Bali. Kompetisi bertajuk Generasi Ulama-Intelek ini merupakan satu-satunya kompetisi di Indonesia, bahkan di dunia yang menggabungkan antara dua bidang studi, yakni Studi Islam dan Matematika.

Pembukaan FCR 2012 dibuka oleh Ustadz Bachtiar Nasir, Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI). Dikatakan Ketua Panitia FRC, Ahmad Muhajir, peserta yang terdaftar dari 18 kota mencapai 5.140 siswa. Diikuti oleh 530 sekolah dengan peserta dari SD mencapai 3.360 siswa dan peserta SMP mencapai 1.780 siswa. Kompetisi bergengsi ini merupakan kerjasama antara Majalah Gontor dan Klinik Pendidikan MIPA (KPM).

Dalam sambutannya, Pemimpin Majalah Gontor Adnin Armas, lahirnya kompetisi ini yang menggabungkan dua disiplin ilmu ini dilatarbelakangi oleh makin menipisnya pengetahuan agama Islam para siswa. Mereka lebih dominan mengajar pengetahuan umum ketimbang pengetahuan agama. “Seharusnya, keseimbangan antara keduanya harus diwujudkan untuk mendapatkan pendidikan yang integral,” ujar Adnin yang juga Direktur INSISTT dan aktif di MIUMI ini.

Dikatakan Adnin, kegiatan ini sebagai kepedulian Majalah Gontor dalam membangkitkan kembali pengetahuan agama Islam pada diri siswa. Para siswa yang pandai dalam bidang pengetahuan umum dan matematika hendaknya dibekali dengan nilai-nilai dan pengetahuan agama Islam agar mereka menjadi pribadi yang memiliki akhlakul karimah.

Lebih lanjut Adni menjelaskan, ketika zaman keemasan Islam, telah banyak lahir ilmuwan Muslim yang juga mumpuni di bidang agama Islam. Temuan-temuan mereka menjadi inspirasi pengembangan ilmu pengetahuan saat ini. Misalnya, di bidang matematika, para pakar matematika Muslim memberi kontribusi nyata dalam menemukan berbagai macam teori, seperti sistem bilangan decimal, sistem operasi dalam matematika dalam hal penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, penarikan akar dan sebagainya.

Pakar matematika Mulsim itu antara lain: Al-Khawarizmi, al-Kindi, al-Biruni, dan Umar Khayyam yang telah banyak memberikan warna di dunia sains dengan mengenalkan angka-angka dan lambang bilangan, termasuk angka nol (zero). Mereka juga menemukan biangan phi, persamaan kuadrat, algoritma, fungsi sinus, cosines, tangent, cotangen dan lain-lain. Diakui, banyak umat Islam yang tidak concern terhadap kemampuan matematika. Padahal matematika merupakan ilmu dasar berpikir.

“Sangat disayangkan, nama-nama penemu Muslim itu tidak banyak disebutkan dalam buku-buku pelajaran Biologi di sekolah maupun di perguruan tinggi. Pelajar dan mahasiswa lebih mengenal ilmuwan Barat,” kata Adnin. Desastian

 


latestnews

View Full Version