Jakarta (VoA-Islam) – Sore ini, Senin (15/10), rencananya Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Itsbat penentuan Hari Raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1433 Hijriyah, di Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta. Menteri Agama, Suryadharma Ali dijadwalkan akan mempimpin sidang yang bakal dihadiri sejumlah pimpinan Ormas Islam dan perwakilan negara-negara sahabat.
Dalam situs resmi Kemenag, Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abdul Djamil mengatakan, pihaknya mengundang perwakilan Ormas Islam yang tergabung dalam Badan Hisab Ruktyat (BHR), termasuk Ormas Islam yang sudah menetapkan 10 Dzulhijjah 1433 Hijriyah, seperti Muhammadiyah.
Seperti diketahui, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan Idul Adha 1433 H jatuh pada Jumat (26/10). Sedangkan Hari Arafah jatuh pada Kamis (25/10). “Penetapan Muhammadiyah didasarkan kepada perhitungan hisab saja. Tapi pemerintah sama seperti sebelumnya dalam penetapan awal Ramadhan dan juga awal Syawal termasuk nanti dalam penetapan Idul Adha, 10 Dzhulhijjah selain menggunakan perhitungan hisab juga menggunakan rukyat,” jelas Abdul Djamil.
Tidak ada perbedaan dalam 10 Dzulhijjah 1433 Hijriyah. Abdul Djamil memperkirakan, pada hari ini posisi hilal (bulan) masih minus empat derajat. Sedangkan kriteria untuk menentukan telah terjadinya pergantian bulan baru ketika posisi hilal sudah berada pada dua derajat di atas ufuk dan umur bulan konjungsi Delapan jam.“Jadi awal Dzulhijjah itu akan jatuh pada hari Selasa tanggal 16 Oktober 2012, karena hari Senin (15/10) posisi hilal masih minus empat derajat,” imbuh dia.
Sejumlah negara anggota MABIMS (Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia dan Singapura) juga menggunakan kriteria serupa dalam menentukan bulan baru. Abdul mengimbau masyarakat tetap menunggu keputusan pemerintah dalam Sidang Itsbat untuk menentukan Hari Raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1433 H. Desastian