JAKARTA (voa-islam.com) - Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) kembali menjadi sasaran fitnah pemerintah terkait tewasnya 2 polisi Polsek Poso Kota yaitu Kanit intel Bripka Andi Sappa dan Bripda Sudirman.
Polri menuding adanya dugaan JAT terlibat dibalik tewasnya kedua polisi tersebut. "Sampai saat ini masih dalam pencarian. Mereka diduga diculik kelompok teror JAT," jelas Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, saat ditemui di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10/12).
Pernyataan yang sama juga disampaikan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman. "Mereka ini (pelaku) memang diduga JAT. Sementara dugaan seperti itu, tapi masih perlu didalami dulu," kata Marciano di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/10/2012).
Marciano mengatakan, lokasi ditemukannya dua jenazah, yakni di kawasan perkebunan Dusun Tamanjeka, Taman Hutan Gunung Potong, Poso, memang menjadi tempat pelatihan militer kelompok JAT.
Menanggapi hal tersebut, Direktur JAT Media Center (JMC), ustadz Son Hadi membantah keras tudingan tersebut.
Menurutnya aparat kepolisian sedang mengumbar kebohongan publik. “Polisi mengumbar kebohongan dan membohongi publik,” ujarnya kepada voa-islam.com, Rabu (17/10/2012).
...Bagaimana mungkin, tidak ada kejelasan dan bukti-bukti kuat tentang 2 polisi tewas kok langsung menuding ke JAT. Jelas ini sebuah kebohongan institusional
Ia menyayangkan pihak Polri maupun BIN selaku institusi negara tidak asal bicara tanpa bukti dan mengarah kepada fitnah terhadap JAT.
“Segala statemen yang keluar dari Polri semestinya berdasar fakta hukum bukan rumor,” ungkapnya.
Apalagi sampai sejauh ini pihak aparat sama sekali tidak mengantongi bukti keterlibatan JAT atas kasus tersebut.
“Bagaimana mungkin, tidak ada kejelasan dan bukti-bukti kuat tentang 2 polisi tewas kok langsung menuding ke JAT. Jelas ini sebuah kebohongan institusional,” tegasnya.
Jamaah Ansharut Tauhid yang dideklarasikan tahun 2008 hingga saat ini terus ditimpa fitnah terlibat kasus terorisme.
Amir JAT, ustadz Abu Bakar Ba’asyir pun menjadi korban kezaliman dengan dijatuhi vonis 15 tahun penjara. Ia bersama para mujahidin lainnya dan beberapa waktu lalu dipindah paksa secara tak manusiawi ke Nusakambangan.
Menyikapi hal tersebut, pihak JAT berencana mendatangi BIN serta menggelar aksi menentang arogansi sikap aparat bersama kaum muslimin di Mabes Polri, pada hari Jum’at (19/10/201) besok. [Ahmed Widad]