JAKARTA (voa-islam.com) - Delegasi Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) pada Jum’at pagi (19/10/2012) mendatangi markas Badan Intelijen Negara (BIN) di Jl. Seno Raya, Pejaten Timur - Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Kedatangan delegasi JAT ini adalah untuk melakukan protes dan klarifikasi atas pernyataan Kepala BIN Letjend. Marciano Norman yang menyebut JAT diduga terlibat pembunuhan 2 polisi Polsek Poso Kota yaitu Kanit intel Bripka Andi Sappa dan Bripda Sudirman.
“Kedatangan kita ke kantor BIN dalam rangka keberatan kami, protes sekaligus meminta klarifikasi atas pernyataan Letjend. Marciano Norman yang menyebut di berbagai media keterlibatan JAT,” kata Direktur JAT Media Center (JMC), ustadz Son Hadi kepada wartawan, Jum’at (19/10/2012).
Hal senada juga disampaikah Amir Wilayah JAT Jakarta, ustadz Nanang Ainurrofiq yang turut mendampingi ustadz Son Hadi menyambangi kantor BIN.
“Menuntut pertanggung jawaban Kepala BIN untuk membuktikan pernyataannya. Kalau tidak mampu membuktikan kebenarannya kami menuntut agar pejabat negara seperti ini dicopot karena tidak pantas sebagai pejabat publik melakukan kebohongan-kebohongan dengan menyampaikan berita-berita tanpa keterangan yang jelas,” tegasnya.
...Kalau tidak mampu membuktikan kebenarannya kami menuntut agar pejabat negara seperti ini dicopot karena tidak pantas sebagai pejabat publik melakukan kebohongan-kebohongan
Ustadz Son Hadi menambahkan, seorang pejabat intelijen tak boleh salah dalam memberikan pernyataan, sebab hal itu harus sesuai UUK.
“Dalam tradisi intelijen kalau seseorang salah dalam menyampaikan Unsur Utama Keterangan (UUK) maka ia harus mundur. apalagi ini sangat sensitif sekali menyangkut JAT,” ujarnya.
Pengamanan di kantor BIN begitu ketat, kemudian dengan dalih prosedural delegasi JAT tak bisa bertemu Kepala BIN Marciano Norman secara, tapi hanya ditemui petugas jaga bernama Joko. Mereka beralasan Kepala BIN sedang tak ada di tempat.
Namun demikian JAT tetap mendesak agar dijadwalkan untuk bertemu langsung Kepala BIN untuk mengklarifikasi pernyataan yang terlanjur beredar di media massa.
“Kita tuntut agar segera dijadwalkan ulang karena ini menyangkut informasi yang sudah beredar luas yang disampaikan oleh Kepala BIN sendiri maka kita minta diutamakan. Ini untuk menjaga citra baik mereka sendiri, kenapa kepala BINnya tidak berani mengkalrifikasi pernyataan yang sudah disampaikan kepada publik?” jelasnya. [Ahmed Widad]