Jakarta (voa-islam) Siapa sejatinya partai Islam, atau yang disebut mewakili kepentingan Islam? PKS, PPP, PKB, PAN, dan PBB, bisa dianggap mewakili kepentingan umat Islam, dan benar-benar bisa dikatakan sebagai partai Islam? Atau hanya sekadar partai yang menggunakan lebel Islam, yang bertujuan menarik massa pemilih dari kalangan Islam.
Karena, sejak zamannya reformasi, tak ada partai politik, yang benar-benar bukan saja asas di anggaran dasarnya yang mencantumkan Islam, tetapi juga memperjuangkan tegaknya nilai-nilai Islam dalam sistem kenegaraan. Memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam bentuk platform perjuangannya yang jelas, sebagai acuan gerakannya.
Sejauh ini belum ada satupun partai politik yang dengan serius melakukan perjuangan menegakkan dan memperjuangkan prinsip-prinsip Islam seperti itu. Bahkan, PKS pun yang mula-mula dinilai akan menjadi wakil dari kalangan Islamis, ternyata luntur, dan membuangkan identitas Islamnya, dan menegaskan menjadi pertai terbuka.
Jadi tak patut dan tak layak, sekarang ini mengharu-biru partai-partai seperti PKS, PPP, PKB, PAN dan PBB, sebagai partai-partai Islam, karena mereka tidak pernah secara serius memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam platform perjuangan mereka. PKS, PPP, PKB, dan PBB diantaranya tidak berani menegaskan sebagai entitas politik Islam, yang akan menegakkan syariah Islam di negeri ini.
Apalagi, gaya kepemimpinan partai-partai yang ada itu, yang disebut sebagai partai Islam pun, tidak sedikitpun secara ideologis, maupun akhlak,menunjukkan sebagai pemimpin yang bisa menjadi panutan dan teladan. Lihat gaya hidup dan kebiasaan mereka, tak sedikitpun yang bisa menggambarkan jati diri mereka mewakili Muslim yang shalih atau puritan.
Partai politik berbasis Islam saat ini dinilai sudah berada di ambang kehancuran untuk bertarung di Pilpres 2014 mendatang. Hal tersebut dikarenakan telah hilangnya kepercayaan rakyat Indonesia terhadap Partai Islam. Akibat perilaku politik dan perilaku moral mereka. Bahkan, kadernya pun sudah merasa malu menjadi anggota partai itu, karena tidak ada kebanggaan lagi, yang dapat dirasakannya.
Tak heran, Ridwan Saidi yang pernah mendapatkan julukan sebagasi "kutu- loncat" itu dan mantan Ketua Umum HMI, dan pernah menjadi pemimpin Partai PPP, dan bahkan menjadi anggota DPR itu, kemudian membuat kritikan yang tajam, dan mengatakan, bahwa hilangnya kepercayaan masyarakat dikarenakan banyaknya kader partai Islam yang melenceng dari peraturan.
"Mereka sebenarnya tidak sesuai dengan aturan, kok partai Islam pada nyolong, masyarakat enggak doyan. Istrinya banyak, pemimpin itu harus puasa," ujarnya di acara Polemik Sindo Radio "Kata Survey, Partai Islam Melorot" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (20/10/2012).
Bang Saidi, sapaan akrab Ridwan Saidi, pun menilai bahwa partai Islam sangat berat untuk bertarung di Pilpres 2014.
"Saya lihat agak berat untuk maju, partai Islam ini sudah berakhir dan tidak menampilkan tokoh nasional. Contohnya Hidayat Nur Wahid mau jadi presiden enggak ada yang beli, mau jadi Gubernur pun enggak ada yang beli," tambah bang Saidi dengan logat khas Betawi.
Ridwan Saidi pun optimis bahwa partai yang berlandaskan agama Islam pun akan berakhir di tahun 2014, alias gulung tikar.
Di bagian lain, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Shohibul Iman tidak sependapat dengan hasil survei yang mengatakan partai Islam hanya sebagai pelengkap di tahun 2014. Menurutnya survei itu hanya opini belaka. "Partai Islam 2014 jadi partai pelengkap, itu sebetulnya hanya opini," kata Shohibul Imam di Jakarta, Sabtu (20/10/2012).
Atas dasar itulah, Shohibul mempertanyakan hasil survei yang diungkapkan beberapa lembaga survei, seperti LSI yang memaparkan kemerosotan partai Islam. Menurutnya, lembaga survei yang melakukan survei terkait partai Islam ini tidak sesuai dengan kaidah akademis.
Sebelumnya, LSI merilis hasil survei mengenai partai politik Islam di kantornya, Jalan Pemuda 70, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (14/10/2012). Hasilnya, hampir semua partai Islam mengalami penurunan yang sangat drastis. Bahkan, dari hasil survei juga terungkap parpol Islam tidak masuk dalam lima besar jika pemilu diselenggarakan hari ini.
Menurut dia, dari survei yang dilaksanakan 1-8 Oktober 2012, dari 1.200 responden yang disurvei menempatkan lima partai nasionalis sebagai pemenang jika pemilu digelar hari ini. Kelima partai nasionalis tersebut adalah Partai Golkar sebesar 21,0%, PDIP 17,2%, Partai Demokrat 14,0%, Partai Gerindra 5,2% dan Partai NasDem sebesar 5,0%.
Sementara itu, partai-partai Islam yang ada sekarang ini, seperti PKS, PPP, PKB, PAN, dan PBB, tidak masuk lima besar, dan kemungkinan juga tidak mencapai PT (Parlemen Threshold). Berarti kalau tidak mencapai PT, maka otomatis partai-partai Islam, tinggal dibacakan tahlil alias masuk liang kubur. af/hh