View Full Version
Senin, 22 Oct 2012

Jelajah & Peduli Kehidupan Desa Siswa di Kaki Gunung Burangrang

Purwakarta (VoA-Islam) – Sejak pukul 03.30, siswa-siswi sudah berkumpul di masjid untuk melaksanakan shalat tahajud, shalat fajar dan shalat Subuh secara berjamaah. Usai shalat, siswa mengikuti mentoring rohani Islam yang dibimbing oleh guru. Masing-masing kelompok kemudian mendapat giliran untuk memberi kultum di hadapan warga dan sesama rekan siswa yang menjadi jamaah masjid.

Itulah salah satu rangkaian kegiatan Trip Observasi (TO) 2012 SMA Labshool Kebayoran Jakarta di Kampung  Karang Anyar, Desa Cibuntu, Kecamatan Wayanasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, yang dilaksanakan sejak tanggal 18 Oktober hingga 22 Oktober 2012.

Kepala Sekolah SMA Labshool Kebayoran Dra. Ulya Latifah kepada VoA-Islam mengatakan, Trip Observasi (TO) yang sudah berlangsung 12 kali ini merupakan kegiatan wajib siswa SMA Labschool di pedesaan. “Kami punya motto Iman, Ilmu, Amal. Ada aspek  dan sasaran yang dikembangkan dari kegiatan TO ini, yakni: aspek intelegensia, emosional, sosial, spiritual, ketangguhan, dan ketahanan fisik,” kata Kepsek.

Selain kegiatan rohani Islam, ada beberapa kegiatan TO yang diadakan di kaki Gunung Burangrang ini, yakni: Pengambilan Data Penelitian (PDP), Peduli Kehidupan Desa (PKD), Penjelajahan, Pentas Seni, Lintas Budaya hingga Bakti Sosial (Baksos). Selama TO, siswa tinggal di perumahan penduduk yang sebagian besar rumah panggung, khas masyarakat Sunda di Purwakarta.

Untuk kegiatan Pengambilan Data Penelitian (PDP), siswa dididik untuk membuat karya ilmiah tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat di Desa Cibuntu. Manfaat dari kegiatan penelitian ini, siswa diharapkan memiliki sikap disiplin, kreatif, kritis, jujur, mandiri dan percaya diri. Dalam melakukan penelitian, siswa didampingi oleh guru pembimbing

Untuk tahun ini, sejumlah siswa yang terbagi dalam 25 kelompok, mengambil judul penelitian dari dua bidang disiplin ilmu (IPA dan IPS). Di bidang IPA, ada sembilan judul yang diteliti siswa, diantaranya: 1) Pembudidayaan ikan di air tawar di Desa Cibuntu, 2) Teknik pengembangan bibit tanaman manggis dan cengkeh, 3) Uji kandungan air bersih di Desa Cibuntu, 5) Budidaya tanaman sayur dengan sistem hidroponik, 6) Teknik pemeliharaan ayam pedaging di Desa Cibuntu, 7) Pengaruh Tingkat Penggunaan Pupuk bahan kimia terhadap tingkat kesuburan tanah di Desa Cibuntu. 

Sedangkan di bidang IPS, siswa meneliti 16 judul, diantaranya: 1) Minat warga desa Cibuntu untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi, 2) Pengaruh Media Telekomunikasi terhadap Kebudayaan warga di Desa Cibuntu, 3) Pendapat masyarakat terhadap pergaulan bebas di kalangan generasi mudfa Desa Cibuntu, 4) Tingkat antusiasme menyekolahkan anak di Pendidikan Pesantren pada masyarakat Desa Cibuntu, 5) Dampak Tayangan TV terhadap perilaku remaja di Desa Cibuntu dan sebagainya.        

Setelah penelitian, siswa mempresentasikan hasil penelitiannya di depan guru, masyarakat dan sesama rekan siswa yang lain.  

Kehidupan Desa

Yang tak kalah menarik adalah kegiatan Peduli Kehidupan Desa (PKD). Dalam kegiatan ini, siswa bersosialisasi dan berinteraksi secara aktif dengan keluarga pemilik rumah (orang tua asuh) layaknya keluarga. Siswa akan melakukan aktivitas sebagaimana yang dilakukan orang tua asuh sesuai dengan profesinya. Jika orang tua asuhnya ke sawah, siswa juga pergi ke sawah layaknya petani.

Selama PKD, siswa memperhatikan bagaimana cara membajak sawah dengan kerbau, bagaimana menanam padi, mengenal jenis hama padi, mengetahui kapan saatnya panen, dan sebagainya. Setelah itu siswa diharuskan membuat laporan kegiatan lapangan dalam bentuk reportase atau tulisan disertai dokumentasi. Bagi kelompok siswa yang menghasilkan catatan bagus akan dikirim ke media cetak untuk diterbitkan.

Adapun kegiatan Lintas Budaya, setiap kelompok peserta TO diharuskan mengenakan pakaian daerah untuk diperagakan di depan siswa, guru dan masyarakat setempat. Siswa juga akan ditanya seputar hal-hal yang berkaitan dengan cirri khas, makanan tradisional, atau lagu daerahnya masing-masing. Ada beberapa kebudayaan yang ditampilkan siswa dalam acara Lintas Budaya ini, diantaranya, memperkenalkan budaya Betawi, Sunda, Bali, hingga kebudayaan dari luar negeri seperti: Arab, Korea, Spanyol dan sebagainya.

Yang menjadi perhatian masyarakat Cibuntu adalah kegiatan Baksos yang melibatkan siswa, perwakilan orang tua murid (POMG), karang taruna, siswa hingga perangkat desa setempat. Dalam baksos, warga bisa membeli sembako dengan harga miring, mulai dari gula, beras, mie, susu, pakaian layak pakai, minyak dan sebagainya. Selain itu, juga diadakan pengobatan gratis untuk warga.

   

Di hari keempat, siswa mengikuti kegiatan penjelajahan ke Curug Cipurut dengan melalui pos-pos yang dijaga oleh kakak Osis dan guru pembimbing. Selama mengikuti penjelajahan, siswa harus menghadapi jalan mendaki, melintasi sawah yang becek. Siswa dituntut untuk bekerjasama, kompak dengan sesama rekannya.

Diharapkan dari seluruh kegiatan TO di Desa Cibuntu, para siswa dapat memiliki sikap peduli dengan kehidupan desa, dan bisa menerapkan saat kembali ke kota. Intinya adalah orang desa bisa belajar dengan orang kota, dan orang kota pun banyak belajar dengan orang desa. Desastian


latestnews

View Full Version