View Full Version
Senin, 22 Oct 2012

Kemenag Janji Asuransikan Barang Jamaah Haji yang Hilang diTanah Suci

Berita Haji (VoA-Islam) – Direktur Jenderal Penyelenggaraan  Haji dan Umroh (Dirjen PHU) Kementerian Agama Anggito Abimanyu mengatakan, sedang mempertimbangkan membuat asuransi barang bawaan jamaah haji. Selama ini, asuransi hanya melingkupi jiwa dan kesehatan.

"Asuransi yang kita gunakan saat ini adalah jiwa dan sama sekali tidak meng-cover barang. Setelah kejadian tersebut saya baru berpikir alangkah baiknya bila diberlakukan juga asuransi barang," kata Anggito di Jeddah, Jumat (18/10/2012).

Asuransi ini sebagai wadah efektif bila calhaj kehilangan barang, termasuk karena pencurian. Sejauh ini laporan pencurian yang menimpa calhaj cukup banyak. Asuransi tersebut setidaknya bisa dijadikan alat agar barang yang hilang bisa diganti."Kan banyak calhaj yang mengalami pencurian atau kecopetan. Bisa juga barang tersebut hilang karena lupa di mana menyimpannya. Nah asuransi barang yang belum kita miliki," jelas Anggito.

Selain asuransi, Anggito juga mendorong agar bank milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuka perwakilan di Arab Saudi. Sehingga jamaah tidak perlu membawa uang tunai yang cukup besar."Nanti ada petugas bank BUMN yang melayani jamaah saat mengambil uang," ungkapnya.

Seperti diberitakan Media Informasi & Umrah Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, selama keberadaan gelombang pertama jamaah calon haji di Madinah, petugas menemukan berbagai barang bawaan jamaah calon haji Indonesia ditemukan banyak tercecer di sekitar Masjid Nabawi. Barang-barang tersebut di antaranya tas kecil, dompet berisi uang, telepon seluler, kamera video, dan kursi roda.

Sebelumnya, juga terjadi peristiwa terbakarnya bus jamaah calon haji (calhaj) Indonesia yang beriakibat koper dan pasport ludes dilalap jago merah. Praktis, calhaj yang kopernya terbakar tidak memiliki perlengkapan cukup untuk melaksanakan rukun haji dan umroh. Paska-kebakaran pun masih menimbulkan tanda tanya besar. Bagaimana dengan ganti rugi akibat kebakaran tersebut. Hingga kini pemerintah Indonesia hanya sebatas meminta Kementerian Haji Saudi menekan Nakobah untuk membayarkan ganti rugi kepada jamaah.

Belum lagi, Jamaah calon haji Indonesia yang menjadi korban kejahatan di Tanah Suci sudah mencapai 60 orang. Setiap hari, selalu saja ada jamaah yang menjadi korban penipuan, pemerasan, penjambretan, dan pencurian. Total kerugian yang diderita jamaah mencapai Rp 380 juta, terdiri dari Rp 180 juta dan 80 ribu riyal Arab Saudi. Kian banyaknya jamaah yang kehilangan uang mendapat perhatian khusus Misi Haji Indonesia Daker Makkah.

Banyak Barang Hilang

Mengenai barang yang hilang, Kepala Daker Mekkah, Arsyad Hidayat, mengatakan akan berupaya untuk mencari bantuan kepada organisasi sosial dan dermawan yang ada di Arab Saudi untuk membantu jamaah yang kehilangan uang. Ia berharap organisasi soal atau para dermawan itu bisa membantu jamaah yang tak memiliki uang lagi.

‘‘Kasihan kan jamaah yang kehilangan uang akibat diperas, ditipu ataupun dirampas, apalagi yang hanya mengandalkan pada living cost,’‘ tutur Arsyad. Khusus untuk jamaah yang kehilangan uang di pemondokan, pihaknya akan menuntut ganti rugi sesuai kontrak.

Arsyad meminta agar petugas pengamanan agar lebih meningkatkan kinerjanya. Menurut dia, petugas harus melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi terjadinya pencurian di pemondokan. Ia juga meminta agar perlindungan terhadap jamaah selama di Masjidil Haram juga terus ditingkatkan.

Sementara itu, Kepala Misi Haji Indonesia Daerah Kerja Madinah Akhmad Jauhari mengatakan, jika ada barang yang tercecer, tercantum data dari jamaah pemiliknya, barang tersebut akan diserahkan pada petugas pengamanan di Makkah. ‘’Setelah itu barang-barang tersebut akan diserahkan pada jamaah yang bersangkutan,’’ ujar Jauhari.

Barang-barang tersebut sebagian besar ditemukan di dekat pintu toilet laki-laki dan perempuan. Barang-barang tersebut dikumpulkan petugas selama gelombang pertama jamaah berada di Madinah. “Barang-barang ini yang menyerahkan petugas dari sektor khusus yang bertugas di Masjid Nabawi,” kata Kepala Seksi Pengamanan, Daerah Kerja Madinah, Payumi Abdul Aziz, di kantor Misi Haji Indonesia.

Menurut dia, semua barang tercecer (barcer) telah dikumpulkan dan didata oleh petugas. ‘’Untuk uang rupiah ada sekitar Rp 19,4 juta. Sedangkan uang riyal sekitar 3.000 ribu Riyal,” katanya.

Rencananya, barang tersebut akan dibawa ke Mekkah dan akan dikembalikan kepada pemilik sesuai dengan identitas yang ditemukan. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah barang tercecer yang ditemukan petugas jumlahnya menurun. “Bila ada identitas semua barang tercecer milik jamaah akan kita kembalikan secepatnya kepada jamaah,” katanya.(desas/MCH/sinhat)


latestnews

View Full Version