JAKARTA (VoA-Islam) - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) kembali berangkatkan 27 relawan yang terdiri dari tim dokter, insinyur, serta tenaga teknik,, untuk melanjutkan pembangunanan rumah sakit Indonesia di jalur Gaza, Palestina, yang memasuki tahap akhir, yaitu tahap pekerjaan arsitektur dan ME (Mechanical Electrical). Rencananya, relawan MER-C akan berada dan menetap di Jalur Gaza hingga satu tahun ke depan, hingga selesai pembangunan rumah sakit tersebut.
Tim Mer-C tersebut berangkat dari terminal II Bandara Internasional Soekarno Hatta Tangerang, Banten, pada pukul 18.45 WIB dengan menggunakan maskapai penerbangan Etihad Airlines dan dijadwalkan tiba di Kairo, Senin (22/10) pukul 02.45 waktu setempat. Setibanya di Kairo, rencananya tim akan langsung menuju Perbatasan Rafah, kemudian masuk ke Gaza. Mereka di lepas oleh keluarga dan pengurus MER-C Indonesia. "Keberangkatan kali ini adalah keberangkatan terbesar yang pernah dilakukan MER-C ke Gaza," terang Manajer Operasional MER-C Rima Manzanaris di Jakarta.
Begitu tiba di Gaza, Tim MER-C yang dipimpin oleh dr. Joserizal Jurnalis, SpOT akan menyambangi dan bersilaturahim dengan para pejabat pemerintahan dan lembaga yang selama ini telah mendukung dan membantu program pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza.
Selain relawan, imbuh Rima, sejumlah awak media juga turut dalam perjalanan tim untuk meliput langsung kegiatan relawan dan program pembangunan RS Indonesia yang sudah dimulai sejak Mei 2011. Sehingga total jumlah tim adalah 33 orang. Mereka akan bergabung dengan 7 relawan yang saat ini sudah berada di Gaza, sehingga total relawan yang akan bertugas di Gaza untuk setidaknya 1 tahun ke depan seluruhnya akan berjumlah 28 orang.
Sebagian besar relawan insinyur dan teknis yang ikut dalam misi kemanusiaan ini berasal dari Pesantren Al Fatah Cileungsi yang selama ini bekerjasama dengan MER-C di berbagai wilayah perang, konflik dan bencana alam. Tidak hanya di Gaza, kolaborasi MER-C dan Al Fatah dalam bidang konstruksi juga tengah berlangsung di Galela, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluk Utara.
Sebelum diberangkatkan, relawan beberapa hari menjalani pembekalan fisik dan mental agar lebih siap dan kuat menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab, selama di Palestina.
Perhatian dan dukungan dari masyarakat Indonesia untuk program ini masih terus mengalir. Hingga kini donasi yang sudah terkumpul mencapai Rp 25 Milyar dari Rp 30 Milyar yang dibutuhkan untuk pembangunan fisik Rumah Sakit. Desastian