View Full Version
Senin, 29 Oct 2012

Sakit Jantung, Ibunda Nanto Sempat Shock Densus 88 Bertindak Arogan

JAKARTA (voa-islam.com) - Sunardi Sofyan, atau biasa disapa Nandi yang merupakan saudara kembar dari Sunarto Sofyan (Nanto) mengungkapan bahwa sikap Densus 88 saat melakukan penggeledahan dirumahnya pada Sabtu (27/10/2012) begitu arogan.

Padahal di rumah tersebut hanya terdiri dari ibunya dan saudara perempuan yang sedang bersilaturahmi di hari raya Idul Adha.

“Pas keluarga sedang kumpul itu mereka teriak-teriak; keluar luh! Ibu dan kakak-kakak perempuan saya pada kaget. Ya mereka aroganlah dan tidak kooperatif,” kata Nandi yang juga aktivis masjid bersama adiknya Nanto, kepada voa-islam.com, Ahad (28/10/2012).

Sikap arogan Densus 88 tersebut juga membuat Wafidah Yunus, ibunda Nanto dan Nandi shock berat, apalagi sang ibu mengidap penyakit jantung.

“Ibu saya itu ada penyakit jantung juga. Ia menyayangkan kenapa anaknya ditangkap ketika Idul Adha. Apalagi aktivitas Nanto itu cuma di Masjid Baitul Karim saja. Ngantornya dari hari Senin sampai Sabtu di salah satu perusahaan ekspedisi di Tanah Abang,” ungkapnya.

...Pas keluarga sedang kumpul itu mereka teriak-teriak; keluar luh! Ibu dan kakak-kakak perempuan saya pada kaget. Ya mereka aroganlah dan tidak kooperatif

Selain itu, Nandi amat tidak percaya saudara kembarnya itu terlibat kasus terorisme. Sebab, Nanto adalah penderita asma dan secara ideologi ia pun tak setuju dengan aksi bom yang selama ini terjadi.

“Dia juga ada penyakit asma, sudah tidak bisa terlalu capek. Jadi tidak masuk akal kalau dia itu terlibat dalam hal seperti itu. Apalagi kalau menurut Nanto, Indonesia itu hanya bumi dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar, negbom sana sini juga tidak setuju,” ujarnya.

Nandi pun menambahkan, sebagai aktivis masjid sudah lazim jika ia bersama adiknya Nanto memang dekat dengan sejumlah ormas Islam, namun sebatas dakwah saja. Oleh sebab itu ia menolak jika Nanto dikaitkan sebagai anggota ormas tertentu seperti JAT atau HASMI seperti disebut sejumlah media.

“Saya dan Nanto itu aktif sudah lama di Masjid Baitul Karim, prinsip kita siapa pun kelompoknya selama berpegang kepada Al-Qur’an dan Sunnah maka kita rangkul. Kita dekat dengan beberapa ormas Islam sementara saya dan Nanto sendiri independen, tidak masuk ke salah satu ormas mana pun,” imbuhnya.

Terakhir, Nandi kembali menegaskan bahwa dengan kondisi fisik yang sakit-sakitan tak mungkin sang adik terlibat aksi terorisme.

“Aktivitas Nanto itu juga jelas, bisa terpantau setiap hari, apalagi dia juga punya kelainan fisik sakit-sakitan begitu kan kasihan. Jadi bagaimana mungkin dia mau merakit bom? Itu tidak mungkin!” pungkasnya. [Ahmed Widad]    


latestnews

View Full Version