View Full Version
Jum'at, 02 Nov 2012

Ustadz Son Hadi: SBY Jadi Panglima Perang Salib Asia Tenggara

JAKARTA (voa-islam.com) - Direktur JAT Media Center (JMC) ustadz Son Hadi mengungkapkan bahwa gelar Knight Grand Cross yang diberikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berarti mengangkatnya sebagai panglima perang Salib minimal di Indonesia atau Asia Tenggara.

Gelar yang diberikan pemerintah ratu Elizabeth II di London Inggris tersebut tentu tidak gratis. Hal ini terlihat dari prestasi SBY yang selama ini gigih membela pendirian gereja liar.

 “Gelar Knight Grand Cross itu gelar yang diberikan kerajaan besar, tentu tidak gratis. Itu artinya SBY menjadi panglima perang salib minimal Indonesia atau Asia Tenggara, karena sikap toleran dia dan sikap mati-matian membela pendirian gereja liar,” ungkapnya kepada voa-islam.com, Kamis (1/11/2012).

Seperti kasus gereja HKBP Ciketing, Bekasi misalnya, ketika terjadi insiden SBY pun langsung berkomentar. Sikap tersebut berbeda saat terjadi kezaliman yang menimpa umat Islam.

“Kita ingat kasus Ciketing di Bekasi, begitu ada kejadian dia langsung komentar. Tetapi ketika ada kasus yang menimpa umat Islam seperti di Mesuji, SBY lambat sekali bahwa tidak berkomentar. Ada kasus muslim Rohingya justru menyakitkan komentarnya, dikatakan tidak ada genosida dalam konflik Myanmar,” jelasnya.

Pemberian gelar itu juga kata ustadz Son Hadi disinyalir karena pemerintah inggris memiliki agenda penting terhadap Indonesia.

“Apalagi Indonesia sekarang menempati posisi yang amat strategis di Asia. Banyak negara-negara yang melirik ke sini,” tuturnya.

Seharusnya, menurut ustadz Son Hadi, SBY menolak penghargaan Ksatria Salib tersebut demi menjaga perasaan umat Islam. Apalagi Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

“Mestinya SBY harus memahami perasaan umat Islam, dia harus menolak. Apalagi kalau dia masih merasa sebagai seorang Muslim, harusnya dia tolak. Kemudian dia juga sebagai pemimpin negara Muslim terbesar di dunia,” tegasnya.  [Ahmed Widad]           


latestnews

View Full Version