Jakarta (VoA-Islam) – Ustadz Farid Ahmad Okbah menegaskan, saat ini mujahidin di Suriah sedang berhadapan melawan Rezim Syiah. Seperti diketahui, rezim Basyar Asad dibantu oleh Iran, Rusia dan Cina. Bahkan Rezim tersebut mendapat bantuan dari Hizbullah – Lebanon, yang menganut paham Syiah Itsna Asy’ariyah, termasuk bantuan kaum Syiah di Irak.
“Iran mati-matian membela rezim Basyar Asad. Bahkan rezim tersebut mendapat bantuan dana sekitar 5 milyar dolar untuk membantai muslim ahlusunnah di Suriah. Jadi, tak perlu ragu, yang membela rezim Basyar Asad adalah orang syiah,” ujar Ustad Farid dalam Tabligh Akbar dan penggalangan dana untuk Muslim Suriah di Masjid Al-Azhar, Ahad (4/11) kemarin.
Pimpinan Pesantren al-Islam ini menjelaskan, Syiah yang berkuasa di Suriah adalah Syiah Nushoiriyah, yakni Syiah ekstrim dan kebatinan yang tidak mewajibkan shalat dan puasa. Sejak Iran menancapkan pengaruhnya di Suriah, aliran Syiah Itsna Asy’ariyah kini telah masuk dan bergabung dengan Syiah Nushoiriyah. Sebagai catatan, 70 persen dari penduduk Suriah, merupakan Syiah Imamiyah Itsna Asy-‘ariyah.
Bantu Mujahidin Suriah
Dikatakan Ustadz Farid Ahmad Okbah, seseorang tak cukup mengaku dirinya muslim atau mukmin. Untuk menentukan kualitas iman seorang mukmin, Allah akan menguji keimanannya. Itulah sebabnya, hanya sedikit sekali orang mukmin.
Dalam QS al Hujurat (15), Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”
Dikatakan Ustadz Farid yang juga anggota MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia), ayat ini diturunkan sebagai ujian bagi orang yang mengaku mukmin. Karena itu, orang yang ragu bukanlah kategori orang mukmin, itu sifat orang munafik. Orang mukmin tidak pernah ragu, sehingga ia berjihad dengan harta dan jiwanya.
“Berjihad dengan harta itu jauh lebih mudah ketimbang dengan jiwa. Maka, jangan berharap berjihad dengan jiwa, jika kita pelit untuk berjihad dengan hartanya. Setelah berjihad dengan harta, maka ia akan siap berjihad dengan jiwanya.”
Ustadz Farid sangat menyayangkan, jika ada ustad atau ulama yang tidak bicara soal jihad. Ulama yang tidak mau bicara jihad, sesungguhnya ia bermain-main dengan agamanya, dan imannya tidak sempurna. Rasulullah saja berharap untuk syahid di medan jihad.
Betapa banyak mujahidin yang berjihad di medan jihad, tapi ia tidak juga mati syahid. Maka, manfaatkan kesempatan ini untuk berjihad di Suriah, baik dengan harta maupun jiwa. Desastian