View Full Version
Kamis, 08 Nov 2012

Ulama Madura Bantah Tuduhan Kontras Terkait Tobatnya 26 Warga Syiah

Surabaya (VoA-Islam) – Belum lama ini 26 warga Syiah menyatakan tobat dan menandatangani pernyataan berpindah akidah menjadi ahlusunnah wal jamaah. Namun Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya menuduh ulama ahlusunnah melakukan pemaksaan terhadap ke- 26 warga Syiah tersebut.

Surat pernyataan atau ikrar baiat tersebut berisi tiga pernyataan, yaitu, bertobat dan kembali ke ahlussunnah wal jamaah, menjalankan keyakinan ahlussunnah, serta berjanji ikuti arahan ulama ahlussunnah.

Koordinator Kontras Surabaya, Andy Irfan, mengatakan, pemaksaan dilakukan terhadap sembilan kepala keluarga yang mewakili sebanyak 26 warga Syiah. Pemaksaan pindah keyakinan dilakukan di hadapan puluhan pejabat dan ulama sampang. Perangkat desa, kecamatan, bakesbangpol, bahkan polisi turut jadi saksi pemaksaan ini "Sembilan orang ini pada tanggal 1 November lalu dipaksa tanda tangan pindah keyakinan dan bertobat," kata Andy, Senin, 5 November 2012, seperti diberitakan Tempo.

Kontras menilai, pemaksaan pindah keyakinan melanggar Pasal 28E dan 28 i UUD 1945 amandemen ke-2 dan Pasal 22 UU Nomor 39 Tahun 2009 tentang Hak Asasi Manusia. Kontras mendesak pemerintah menghentikan segala upaya yang berujung pada pemaksaan keyakinan.

"Pemerintah tidak boleh tunduk pada segelintir tokoh agama yang selalu menyiarkan kebencian terhadap aliran kepercayaan lain," kata Andy. Kontras juga minta pemerintah memberikan jaminan terkait ketersediaan bantuan makanan bagi warga syiah selama mereka berada di lokasi pengungsian.

Badan Silaturahmi Ulama dan Pesantren Madura yang kerap berdakwah meluruskan pemahaman akidah warga Syiah Sampang, membantah adanya pemaksaan terhadap warga Syiah. "Dulu mereka ini ahlussunnah, tapi kena tipu daya, dan sekarang kita kembalikan lagi," kata Nailul.

Untuk mengembalikan paham para penganut Syiah ini, ulama Madura mendatangi langsung tempat pengungsian warga Syiah di Gedung Olahraga Sampang. Menurut Nailul, ulama sudah meminta izin Gubernur Jawa Timur untuk mendapatkan akses langsung masuk ke dalam lokasi pengungsian.

Selain mengembalikan ideologi penganut Syiah, para ulama menyatakan akan terus mengawal para pengikut Syiah sehingga bisa kembali untuk menganut Islam sesuai ajaran guru-guru terdahulu dari masyarakat Madura. "Dulu, Madura itu agamanya, ya, Sunni, jadi sudah tugas kami mengembalikan kaidah mereka," ujarnya. Desastian/dbs


latestnews

View Full Version