Jakarta, (voa-islam.com) Sebelum datang ke BK (Badan Kehormatan) gemuruhnya seperti badai "Sandy", dan sangat luar biasa covered media dan harapan publik terhadap pejabat yang bernama Dahlan Iskan.
Semuanya harapan publik ditumpahkan kepada Dahlan Iskan, yang akan membongkar segala kebusukan dan borok-borok DPR. Dengan modal sekali "cuapan" DPR tukang peras, maka DPR akan terbongkar segala kebusukan dan kebobrokannya.
Ternyata ketika Dahlan Iskan sudah bertemu dengan BK, Menteri BUMN itu, tak bernyali. Informasinya ternyata hanyalah berkelas "gombal" belaka. Makanya, Dahlan Iskan hanyalah tak lebih seperti "tong kosong".
Sementara itu, para analis khawatir, sebagai wartawan kawakan, kalau langkahnya tidak meyakinkan dan tidak hati-hati, maka nilai Dahlan mengalami devaluasi.
Politikus Senayan mempertanyakan tindakan Menteri BUMN Dahlan Iskan melontarkan bola panas soal permintaan jatah atau upeti kepada direksi BUMN. Menurut mereka, isu yang disampaikan Dahlan tidak berdasarkan bukti yang cukup.
Anggota DPR dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Akbar Faisal secara tegas menyatakan info dari Menteri BUMN Dahkan Iskan hanya sebagai informasi sampah belaka. "Saya takutnya kita mengembangkan informasi yang tidak jelas. Jadi saya menganggap info ini sampah. Lebih bagus Pak Dahlan bawa bukti ke KPK," jelas Akbar Faisal di Makassar, kemarin.
Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) menjadi salah satu partai yang disebut Menteri BUMN Dahlan Iskan sebagai salah satu penerima upeti dari BUMN lewat anggota legislatifnya.
Akbar menjelaskan, ia juga menerima info yang mengatasnamakan Humas BUMN, tapi kemudian dibantah oleh Humas sendiri bahwa itu tidak benar. "Jadi kenapa harus membahas yang tidak benar hanya buang waktu saja. Lagian nama saya inisialnya bukan FA tapi AF," tegasnya.
"Itu informasinya tidak berdasarkan fakta dan data," kata politikus PDIP, Hendrawan Supratikno. "Kalau mau kasar, informasi Pak Dahlan mendekati kualitas sampah," kata politikus PDIP ini di Jakarta, Selasa (6/11/2012). Seharusnya, Dahlan mengumpulkan bukti terlebih dahulu, dan tidak menyampaikan temuan spekulatif semata. Apalagi sebagai menteri, dia seharusnya tidak asal memungut informasi.
Kalangan DPR menjadi gusar, namun tak terganggu dengan isu yang disampaikan Dahlan.
Politikus Gerindra, Eddy Prabowo, berpendapat , Dahlan hanya mencari sensasi. "Sebaiknya dia fokus mengurus BUMN," katanya. Menurut Eddy, saat ini ada banyak dana CSR milik BUMN yang tak jelas penggunaannya.
Kalangan DPR yakin jika sebagai mantan wartawan dan pemilik media, maka Dahlan Iskan paham betul apa itu pembuktian yang kuat. Karena kalau tidak kuat suasananya makin gaduh, dan reputasi Dahlan dipertaruhkan. Kegaduhan itu juga bisa menimbulkan keresahan antar lembaga negara dan lainnya yang saling mempermalukannya.
Dahlan Iskan peliharaan SBY itu, ternyata tak berani dengan jelas, siapa-siapa yang menjadi bandit dan pemeras di BUMN secara rinci dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkannya. af/ilh.