JAKARTA (VoA-Islam) – Pasca kaburnya Rocki Aprisdianto (29) dari rumah tahanan Narkoba Polda Metro Jaya, Selasa (6/11/2012) pukul 11.30 wib, dengan cara menyamar menggunakan cadar saat jam besuk tahanan, membuat pengamanan dan pejagaan polisi terhadap pembesuk lebih ekstra ketat.
Dikatakan Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Suhardi Alius, di Mapolda Metro Jaya, Rabu (7/11), Terkait berhasilnya tahanan tersebut melarikan diri, pihaknya terus melakukan evaluasi penjagaan petugas saat mengawasi pembesuk di Rutan.
"Ini akan kita evaluasi (penjagaan) semuanya nanti, karena semuanya memakai cadar dan kita ambil pelajaran dari hal tersebut. Untuk SOP-nya sendiri, ya mendata, minta KTP terus pulang ambil KTP lagi. Tapi kita tidak menyuruh membuka cadar," kata Suhardi.
Menurut Suhardi, jam besuk di Rutan Narkoba Polda Metro untuk kasus teroris hanya sekali dalam sepekan. "Semua ditahan di Rutan Narkoba lantai 4 dengan ketentuan jam besuk tiap Selasa dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kaburnya Rocki dari tahanan adalah ketika itu puluhan wanita bercadar menjenguk tahanan lain. Bersamaan dengan itulah Rocki kabur dengan menggunakan cadar. Dikatakan Suhardi, ketika itu terdapat sejumlah 23 orang bercadar berwarna hitam yang menjenguk kerabatnya masing-masing di dalam rutan tahanan narkoba Polda Metro Jaya yang terletak di lantai 4.
"Mereka menjenguk tahanan yang berbeda-beda. Semuanya, saat masuk juga menyerahkan identitas dan menulis buku daftar penjenguk," imbuh Suhardi.
Terkait standar operasional prosedur yang diberlakukan, menurut Sudjarno, hal tersebut diawasi oleh pihak Densus 88 anti teror Polri. "Untuk teroris SOP-nya Densus yang mengawasi," tuturnya.
Menurut Wakil Kapolda Metro Jaya Brigjen Sudjarno , Rocki bukan lah tahanan yang sedang dibesuk. Hal tersebut diketahui setelah daftar nama pembesuk dan tahanan yang akan dibesuk diperiksa kembali oleh polisi."Rocki termasuk salah satu orang yang tidak dibesuk, itu dari datanya," ujar Sudjarno.
Saat ini Polda Metro masih terus menyelidiki pembesuk yang diduga membantu lolosnya Rocki. "Ini sedang kita dalami bagaimana caranya tahanan yang sedang tidak dibesuk tapi bisa melarikan diri," imbuh Sudjarno lagi.
Untuk memburu Rocki, tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri akan mendatangi 23 pembesuk tahanan teroris yang ketika itu berbarengan dengan kaburnya terpidana Roki.
"Mereka tidak perlu dipanggil, tetapi kami datangi saja ke rumahnya karena alamatnya sudah ada di buku tamu jenguk tahanan," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Suhardi Alius, Rabu 7 November 2012.
Mantan Wakapolda Metro Jaya ini menambahkan, keterangan dari para pembesuk tersebut setidaknya bisa memberikan tambahan kepada penyidik bagaimana tahanan tersebut bisa meloloskan diri. Pasalnya di antara mereka setidaknya saling kenal. Desas/dbs