Bandung (VoA-Islam) – Dalam sebuah silaturahim nasional (silatnas) #IndonesiaTanpaJIL selama dua hari (10-11/11) yang dihadiri 200 orang di Cikole Resort, Tangkuban Perahu, menyatakan komitmennya untuk menyelamatkan generasi muda dari liberalisasi.
#IndonesiaTanpaJIL adalah gerakan simpatik yang peduli terhadap bahaya pendangkalan ‘aqidah umat Muslim. Gerakan ini didukung oleh para akademisi, cendekiawan Muslim, kaum profesional, aktivis mahasiswa, pelajar, hingga kalangan ibu rumah tangga dan selebritis.
Fajar Arif Kristanto, Koordinator Pusat #IndonesiaTanpaJIL mengatakan, hampir setiap hari kita diperlihatkan contoh nyata prilaku pelajar dan mahasiswa yang semakin jauh dari nilai-nilai agama. Sering sekali kita mendengar berita mengenai pelajar dan mahasiswa yang kehilangan nyawanya sia-sia dalam tawuran.
“Banyak juga cerita mengenai rusaknya moral pemuda, mulai dari mereka yang menjadi budak narkoba dan hingga korban gaya hidup liberal yang menjerumuskan mereka ke dalam pergaulan bebas sehingga merelakan kehormatannya hanya demi uang dan kenikmatan duniawi.
Kondisi diatas diperparah dengan sistem dan kurikulum pendidikan yang tidak mendekatkan pelajar dan mahasiswa pada nilai-nilai agama, karena dalam sepekan hanya dua jam pelajaran agama diberikan kepada mereka. Pendidik dengan pemikiran “ngawur” semakin menjamur.
Ada pula dosen yang mengajarkan bahwa Allah hanya melihat taqwa seseorang, bukan orientasi seksualnya, bahkan ada juga yang menuliskan lafadz “Allah” hanya untuk diinjak-injak di depan kelas. Karena dididik oleh para pendidik yang seperti itu, muncullah generasi mahasiswa yang dengan berani mengatakan “selamat datang di kampus bebas tuhan” dan berteriak lancang, “mari kita berdzikir Anjinghu Akbar”.
Demi menyelamatkan generasi muda Indonesia, #IndonesiaTanpaJIL menyerukan:
Desastian