View Full Version
Sabtu, 17 Nov 2012

Anut Paradigma HAM Barat, SBY Dianugerahi Gelar Ksatria Salib Agung

JAKARTA (voa-islam.com) - Sikap Presiden SBY yang hingga kini melindungi aliran sesat Ahmadiyah merupakan bukti nyata bahwa SBY menganut paradigm HAM barat hingga akhirnya ia dianugerahi gelar Knight Grand Cross atau Ksatria Salib Agung.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab saat memberikan sambutan dalam deklarasi Pusat HAM Islam Indonesia (PusHAMI) di Masjid Al-Ishlah, Petamburan III, Jakarta Pusat.

Habib Riziq Shihab mengingatkan bahwa lembaga HAM Islam memiliki tugas berat, sebab pemerintah Indonesia meski sudah memiliki Undang-undang HAM dan lembaga KomnasHAM namun masih menggunakan paradigm HAM barat.

“Kepada teman-teman di Pusat Hak Asasi Manusia Islam Indonesia, tantangan ke depan berat. Musuh sudah siap untuk menghadang jalan kita semua, kenapa? Sebab pemerintah Republik Indonesia, Walaupun sudah membuat pasal-pasal Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945, walaupun  sudah membuat undang-undang HAM, walaupun sudah membentuk KomnasHAM, tapi paradigmanya masih menggunakan paradigma HAM barat,” ungkapnya di hadapan ribuan hadirin, Rabu (14/11/2012).

Bukti nyata bahwa pemerintah masih menggunakan paradigma HAM barat menurut Habib Rizieq adalah sikap SBY yang masih melindungi aliran sesat Ahmadiyah.

“Ahmadiyah kita izinkan hidup, Ahmadiyah kita berikan perlindungan kerena itu merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia. Jadi artinya, menurut bapak Presiden, Ahmadiyah itu Hak Asasi Manusia. Saya mau tanya; Ahmadiyah itu sesat tidak? Menodai Islam tidak? Apakah kesesatan itu merupakan HAM? Dengan demikian jelas bahwa HAM dalam benak bapak Presiden kita adalah HAM barat, bukan HAM Islam,” paparnya.

Pola pikir dan sikap demikianlah yang ternyata membuat SBY mendapat penghargaan Knight Grand Cross atau Ksatria Salib Agung dari ratu Elizabeth II.

“Dengan pola pikir Presiden semacam itu, dengan paradigma Presiden semacam itu, Presiden kita mendapatkan penghargaan dari Ratu Elizabeth, penghargaan Knight Grand Cross (Ksatria Salib Agung),” jelasnya.

Lebih lanjut kata Habib Rizieq, SBY harusnya tahu diri bahwa dirinya pemimpin negara berpenduduk Muslim terbesar dunia.

“Presiden mesti tahu diri, dia beragama Islam, dia pimpin negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar sedunia, mestinya dia tidak gegabah, mestinya dia tidak ceroboh menerima penghargaan sebagai Ksatria Salib,” ucapnya.

Habib Rizieq juga memperingatkan bahwa keputusan Presiden tersebut kelak akan dipertanggungjawabkan di hari kiamat. “Jadi kalau Presiden tidak menyadari, hati-hati! Nanti di hari kiamat dikumpulkan di padang mahsyar yang Presiden cari adalah bendera salib,” tegasnya. [Ahmed Widad]         


latestnews

View Full Version