JAKARTA (voa-islam.com) - Kondisi di Gaza, Palestina semakin mencekam setelah Israel mulai melakukan serangan hingga mengakibatkan rumah-rumah warga luluh lantak dan korban jiwa berjatuhan.
Ketua DPP HTI, Farid Wajdi menyampaikan bahwa umat Islam di Gaza membutuhkan tentara kaum negeri Islam untuk menolong mereka.
“Saat ini umat Islam Gaza membutuhkan tentera-tentera negeri Islam untuk membebaskan dan melindungi mereka dari serangan biadab pasukan penjajah zionis Israel,” ujarnya melalui pesan singkat, kepada voa-islam.com, Jum’at (16/11/2012).
Kondisi terakhir di Gaza, puluhan Muslim Palestina telah syahid, ratusan orang terluka dan jumlah korban kemungkinan akan terus bertambah.
“Dalam lebih 400 kali serangan udara Israel beberapa hari ini, 22 muslim Palestina syahid. lebih dari 200 orang terluka. Jumlah korban ini kemungkinan terus bertambah, apalagi kalau zionis Israel tidak menghentikan serangannya,” ungkapnya.
...Menghentikan Israel tidak bisa dengan diplomasi perdamaian yang tidak berujung. Tidak cukup dengan bantuan obat-obatan atau ucapan simpati. Zionis Israel hanya memahami bahasa perang
Farid Wajdi menilai pada dasarnya Zionis Israel bukan tentara yang kuat, Israel terus menerus menyerang Gaza karena kepengecutan negeri Islam yang tak bersungguh-sungguh membebaskan Gaza.
“Zionis Israel, sesungguhnya bukan tentara pemberani dan kuat. Tapi kenapa mereka terus menerus menyerang kaum muslimin? Penyebabnya adalah kepengecutan penguasa negeri-negeri Islam untuk bertindak sungguh-sungguh membebaskan Gaza,” tegasnya.
Hal ini terlihat dari negara-negara Timur Tengah yang hanya sibuk bertorika dan tidak melakukan aksi nyata.
“Penguasa negeri Islam seperti Mesir,Turki, Saudi termasuk Iran dan negeri-negeri Islam lainnya sibuk beretorika membela Palestina. Tidak ada aksi nyata yang membuat Israel jera. Padahal mereka memiliki jutaan tentera yang bisa digerakkan,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, solusi menghentikan kekejaman Israel bukan dengan bahasa diplomasi tapi hanya dengan bahasa perang.
“Menghentikan Israel tidak bisa dengan diplomasi perdamaian yang tidak berujung. Tidak cukup dengan bantuan obat-obatan atau ucapan simpati. Zionis Israel hanya memahami bahasa perang. Karena itu jihad fi sabilillah dengan mengirim tentera negeri Islam lah yang akan membungkam kekejian Israel,” tutupnya. [Ahmed Widad]