Muhammad Jibril Bebas: Badai Pasti Berlalu, Jihad Selamanya!

JAKARTA (voa-islam.com) - Setelah menjalani masa tahanan selama kurang lebih 3 tahun 2 bulan, Muhammad Jibril Abdurrahman akhirnya mendapatkan pembebasan bersyarat dari  Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IA Cipinang, Jakarta Timur.

Para  tokoh terlihat turut bersuka cita menyambut kebebasan Muhammad Jibril, diantaranya sang ayah, ustadz Abu Jibril,  Sekjen FUI, KH. Muhammad Al-Khaththath, Ketua Badan Pengurus PUSHAMI, Muhammad Hariadi atau biasa disapa Ombat dan sejumlah wartawan media Islam.

Muhammad Jibril merasa senang kini ia telah bebas karena telah menjalani 2/3 masa tahanan dari vonis zalim 5 tahun penjara, di PN Jaksel pada Selasa, 29 Juni 2010 lalu atas fitnah keterlibatan kasus terorisme.

Usai dibebaskan ia berencana akan terus berjuang dengan dakwa dan jihad melalui media yang dirintisnya yakni arrahmah.com

“Alhamdulillah sehat selalu, rencananya kita akan berjuang di media dakwah dan jihad. Terus istiqomah dalam berjuang, badai pasti berlalu jihad selamanya,” kata pemilik Arrahmah Media ini, kepada voa-islam.com, Rabu (21/11/2012).

...rencananya kita akan berjuang di media dakwah dan jihad. Terus istiqomah dalam berjuang, badai pasti berlalu jihad selamanya

Muhammad Jibril mengungkapkan jika dirinya mendapat banyak ibroh atas ujian yang dilaluinya, ia pun bertekad untuk semakin memperkuat media-media Islam.

“Selama tiga tahun Alhamdulillah dapat ibroh; lebih bijaksana, lebih dewasa. Mudah-mudahan dengan bebasanya ana, kita bisa memperkuat media-media Islam yang lain. Selain memperkuat ukhuwah, silaturahmi dan bisa memberikan cerita-cerita yang menguatkan semangat ikhwah, sehingga yang terpecah menjadi bersatu yang bersatu semakin diperkuat. Allahu Akbar,” ungkapnya.

Selain itu, Muhammad Jibril yang menikah dengan Dr, Sumayyah Jamaluddin asal Malaysia sejak bulan Maret 2012 lalu di LP Cipinang, berencananya akan berbulan madu.

Untuk itu pihak rombongan keluarga Jibril yang terdiri dari ayah, ibu serta adik-adiknya memberikan kejutan dengan mengajak sang Istri yang turut menyambut kebebasannya. [Ahmed Widad]