DEPOK (VoA-Islam) – Hanya karena gara-gara putus cinta, seorang santri di Pondok Pesantren Zurohhim, Depok mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dengan menggunakan tali tambang. Peristiwa yang terjadi belum lama ini, Sabtu (17/11), dinihari, menggegerkan warga sekitar Kampung Sindang Karsa RT 02/05, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Cimanggis, Depok. Mengingat santri tersebut masih berusia 13 tahun. Hingga sekarang masih menjadi buah bibir masyarakat sekitar,
Kapolsek Cimanggis Kompol Firman Andreanto mengungkapkan, saat ditemukan mayat korban sudah mengantung di depan kamar asrama. Firman mengatakan, santri tersebut bernama Dilan, berumur 13 tahun. Ia tercatat sebagai santri di Zurohhim,Depok. Jenazah korban ditemukan dini hari tadi sekitar pukul 00.00 WIB.
Dari keterangan saksi yang merupakan tetangga korban, santri malang itu ditemukan dengan keadaan tergantung. Setelah melakukan pemeriksaan, di HP korban ditemukan pesan singkat dari kekasihnya tersebut.Di HP korban ada pesan dari pacar korban. Sepertinya, korban dan pacarnya habis bertengkar. Dugaan kuat korban gantung diri lantaran sakit hati dan tidak terima pacarnya bernama Yanti (15) selingkuh.
Kok bisa, santri pacaran. Apalagi sampai bunuh diri. Sungguh memperihatinkan. Semoga ini menjadi perhatian para pendidik, khususnya pimpinan pondok pesantren dimanapun berada.
Banyak Warga Jakarta Bunuh Diri
Berdasarkan data Polda Metro Jaya, pada 2011 lalu ada 142 kasus bunuh diri, kemudian pada 2012 hingga Oktober setidaknya ada 167 kasus bunuh diri. Jumlah ini menunjukkan adanya peningkatan. Sungguh memperihatinkan.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, motif pelaku bunuh diri bermacam-macam. Beberapa di antaranya karena ada masalah ekonomi, putus cinta, masalah keluarga, masalah penyakit tidak sembuh dan stres."Masalahnya berkisar pada itu saja," kata dia kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (22/11/2012).
Ada delapan modus bunuh diri. Gantung diri paling banyak dipilih sebagai cara menghabisi diri sendiri. Pada 2011 ada 82 kasus bunuh diri, kemudian pada 2012 ada 96 kasus. Pada 2011 tidak ada kasus bunuh diri dengan minum racun, tapi pada 2012 ada empat kasus.
Pada 2011 ada delapan kasus bunuh diri, kemudian pada 2012 ada 10 kasus. Potong nadi juga dipilih untuk bunuh diri. Pada 2011 ada dua kasus, pada 2012 belum ada. Pada 2011 ada satu kasus bakar diri, pada 2012 meningkat menjadi tiga kasus. Pada 2011 ada dua kasus tembak diri, pada 2012 belum ada. Kasus cebur diri belum ada sejak 2011. Kemudian pada 2011 ada 43 kasus penemuan bayi. Pada 2012 meningkat jadi 58 kasus. Desastian/dbs