Jakarta (VoA-Islam ) - Luar biasa, dalam waktu semalam, Muhammadiyah sebagai salah satu ormas terbesar di Indonesia berhasil menggalang dana mencapai ratusan juta rupiah untuk warga Palestina, khususnya yang berada di Jalur Gaza. Penggalangan dana ini adalah bentuk dukungan dan solidaritas warga Muhammadiyah terhadap saudara muslim Palestina yang hingga saat ini hidup sebagai bangsa yang terjajah.
Dari hasil penggalangan dana ini, terkumpul uang Rp 327.750.000 + USD 1600 + Perhiasan Kalung Berlian dari Ibunda Jusri Fatma Hakim, + perhiasan 1 cincin berlian dari Wanda Hamidah. "Ada beberapa yang transfer langsung ke rekening, belum diketahui. Akan ditunggu seminggu ke depan," ucap salah seorang panitia, Mustofa, saat membacakan hasil akhir penggalangan dana yang selesai pada pukul 23.00 WIB malam ini.
Penggalangan ini merupakan acara berkala untuk Prakarsa Persahabatan Palestina Indonesia (PPIP) dan Muhammadiyah, serta didukung oleh beberapa institusi lain. Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, di sela-sela acara penggalangan dana di Hotel Grand Sahid Jaya, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Ahad (25/11) malam mengatakan, uang ini akan diberikan melalui perwakilan Palestina di Indonesia. "Di luar acara ini PPIP dan Muhammadiyah di seluruh Indonesia kita bekerjasama, untuk kita bangun sekolah Indonesia di Jerusalem dekat Masjidil Aqsa," terangnya.
World Peace Forum (WPF)
Sebelumnya, PP Muhammadiyah juga menggelar World Peace Forum (WPF) di di Hotel Novotel Bogor, sejak sejak 23-25 November. Sebanyak 50 tokoh dunia dari 21 negara hadir dalam forum tingkat dunia dua tahunan tersebut, dan diadakan untuk keempat kalinya. Diantara yang hadir adalah perwakilan tokoh politik, bisnisman, pemimpin organisasi, akademisi dan aktivis perdamaian.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengatakan, forum ini menjadi ruang bagi kita untuk duduk bersama membicarakan permasalahan dunia akhir-akhir ini. Permasalahan kekerasan global yang meningkat baik di Timur Tengah seperti Palestina dan Israel serta belahan dunia lain, menjadi perhatian kita di tengah-tengah kehidupan demokrasi.
WPF IV ini diselenggarakan Muhammadiyah bekerjasama dengan Cheng Ho Multi Culture Trust Malaysia, dan Centre For Dialog and Cooperation among Civilitation (CDCC). Tema yang diangkat dalam forum ini adalah'Consolidating Multicultural Democracy'. Hadir dalam acara sambutan itu Wakil Ketua MPR Hajriyanto Tohari. Sementara perwakilan negara yang sudah hadir tak kurang dari 21 negara, diantara dari Amerika, Australia, Inggris, Italia, Sudan, Malaysia, Maroko, Jepang, Cina dan negara lainnya. Acara itu ditutup oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Ahad (25/11).
“Banyak isu yang menjadi bahasan pembicaraan dalam tema demokrasi multikultur yang diisi oleh perwakilan tokoh dunia itu. Diantara isu yang diangkat adalah penanaman nilai demokrasi, identitas negara dan demokrasi, isu konflik Palestina-Israel, konflik Rohingnya, konflik Mindanau, menguatnya ultra kanan di Eropa, dan lainnya,” ujar Din.
Menurut Din, diharapkan dalam forum yang dihadiri oleh banyak tokoh dari beragam latar belakang itu dapat menghasilkan suatu solusi atas permasalahan dunia dalam konteks demokrasi dan multikulturalisme. "Demokrasi bagi Islam saat ini masih menjadi polemik, apakah Islam pro terhadap demokrasi atau tidak. Tetapi bagi Muhammadiyah demokrasi saat ini adalah jalan yang tepat di tengah kehidupan yang multikultur," ucapnya mencontohkan polemik demokrasi. Desastian/dbs