View Full Version
Jum'at, 30 Nov 2012

Bagi Rayat Palestina, Indonesia Jauh Dimata Dekat di Hati

Gaza (VoA-Islam) –  Perdana Menteri Hamas, Ismail Haniya menerima rombongan Indonesia yang dipimpin Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq. Dalam kesempatan itu, Ismail Haniya mengatakan, Indonesia cukup terkenal bagi rakyat Palestina.

Rombongan yang berangkat ke Gaza tersebut beranggotakan 49 orang terdiri atas 7 anggota Komisi I DPR, 10 wartawan, selebihnya pegiat kemanusiaan, di samping beberapa staf KBRI Kairo dan KBRI Amman, Jordania. Masyarakat Gaza menyambut hangat rombongan Indonesia dengan melambaikan tangan dan mengacungkan dua jari bentuk victoria kepada bus rombongan yang melewati mereka di sepanjang jalan.

Mahfudz menjelaskan, pihaknya sengaja membawa rombongan cukup besar itu untuk menunjukkan bahwa Indonesia bersimpati kepada rakyat Palestina."Misi utama kami hadir di Gaza ini, selain untuk menyampaikan dukungan politik, juga menyerahkan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan dan uang tunai berkisar satu juta dollar AS," kata Mahfudz.

Masalah Palestina, katanya, bukan Palestina sendiri, melainkan juga merupakan masalah Arab dan dunia Islam dengan keberadaan Masjidil Aqsa. "Kami memelihara warisan Islam, yakni Masjid Aqsa, warisan milik dunia Islam," katanya.

Sementara itu, PM Hamas Ismail Haniya mengatakan, bahwa kunjungan delegasi Indonesia ke Gaza bukanlah yang pertama kali. Namun kunjungan kali ini memiliki keunikan tersendiri. "Kunjungan dilakukan di saat bangsa Palestina tengah merayakan kemenangan dalam perang delapan hari. Kami banyak menerima ucapan selamat atas kemenangan ini," tegas Haniya.

“Indonesia secara geografis memang jauh, tetapi dekat di hati bangsa Palestina," kata PM Haniya saat menerima rombongan DPR-RI disertai sejumlah wartawan dan pegiat bantuan kemanusiaan Indonesia untuk Gaza, Kamis (29/11/2012) petang waktu setempat.

PM Haniya menyatakan, sangat berterima kasih atas segala bentuk perhatian pemerintah dan masyarakat Indonesia terhadap rakyat Palestina. Ia mengungkapkan, rakyat Palestina senantiasa mengikuti aksi-aksi yang dilakukan oleh Pemerintah maupun rakyat Indonesia dalam mendukung perjuangan bangsa Palestina.

"Kami berterima kasih dan sangat menghargai mereka yang keluar rumah untuk melakukan aksi turun ke jalan mendukung perjuangan kami. Kami juga berterima kasih kepada mereka yang tidak keluar rumah, tetapi menadahkan tangan, berdoa  untuk kebebasan bangsa Palestina dari penjajahan Israel," imbuh dia.

Lebih lanjut Haniya menyatakan, kedatangan delegasi Indonesia, yang secara geografis sangat jauh dari Palestina, membangkitkan semangat bangsa Palestina, sekaligus menunjukkan bahwa rakyat Palestina tidak sendirian menghadapi penjajahan Israel. "Ini juga sekaligus membawa pesan penting kepada Israel bahwa Palestina tidak sendirian," imbuh dia.

Haniya menjelaskan agresi militer baru-baru ini digambarkannya sebagai yang paling menyakitkan."Kendati agresi itu sangat menyakitkan, kami merasa tidak sendiri karena Palestina didukung oleh dunia internasional, termasuk Indonesia. Kami menonton televisi dan kami menyaksikan banyak orang Indonesia turun ke jalan berunjuk rasa mendukung Palestina dan mengutuk musuh kami," ungkap Haniya.

Seusai pertemuan dengan PM Haniya, sebuah puisi dari korban tsunami Aceh dibacakan untuk rasa solidaritas bagi warga Gaza dan disambut tepuk tangan oleh PM Haniya dan hadirin.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Suripto, menyerahkan secara langsung bantuan masyarakat Indonesia yang dikumpulkan melalui sejumlah lembaga kemanusiaan di Indonesia, di antaranya PKPU, ACT, Dompet Dhuafa, Darul Quran, Ikadi Jawa Timur, Bulan Sabit Merah Indonesia,  Spirit al Aqsho, dan Adara International Relief. Bantuan yang diserahkan dalam bentuk obat-obatan, alat kesehatan, dan uang tunai.

Dalam pertemuan di parlemen, Suripto menjelaskan, pihaknya berhasil mengumpulkan dana dari masyarakat sebesar satu juta dollar AS atau sekitar Rp 9,5 miliar. Suripto menjelaskan, para penyumbang itu kebanyakan warga pas-pasan."Ada seorang ibu menjual perhiasan pribadinya untuk menyumbangkan kepada Gaza," tutur Suripto. Desastian/Ant


latestnews

View Full Version