View Full Version
Rabu, 05 Dec 2012

Perang Antarkampung Bersenjata Api dan Bom Pecah di Saparua

SAPARUA-Maluku (voa-islam.com) – Peristiwa bentrokan antar warga di Provinsi Maluku seakan tidak pernah berhenti di tahun 2012. Motif dari bentrokan tersebut pun beragam dari persoalan SARA, sengketa lahan sampai persoalan sepele seperti akibat miras.

Dua minggu sebelumnya bentrokan antar warga terjadi di daerah tambang emas Gunung Botak Kabupaten Buru Selatan yang menewaskan tujuh orang.

Akhir November lalu, pecah lagi bentrokan antara warga Desa Porto dan Haria di Kabupaten Maluku Tengah kembali terjadi. Menurut sumber voa-islam dari Maluku Tengah, bentrokan antar warga dipicu karena tawuran pelajar.

Hari itu, Rabu (28/11/2012) pukul 13.00 WIT terjadi tawuran antarsiswa gabungan SMKN 1 dan SMUN 1 asal Porto dan Haria di Jalan Waisisil Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah. Kejadian tersebut berawal ketika siswa SMU 1 asal desa Porto pulang sekolah. Namun tiba-tiba ada sekelompok siswa asal Haria keluar dari semak-semak dan menyerang  siswa asal desa Porto.

Akibat penyerangan tersebut seorang pelajar bernama Elton Leikena (17) siswa kelas 3 SMKN 1 terkena lemparan batu yang menyebabkan kepala bagian kiri belakang mengalami luka  yang cukup parah. Tidak lama setelah kejadian, aparat keamanan dari kepolisian setempat mengejar kelompok siswa Haria dan berhasil menangkap tiga orang yaitu Lukas Pelamonia (17) kelas 3 SMAN 1, Jeks Souisa (18) kelas 3 SMAN 1, Welem Komul (16) kelas 1 SMKN 1. Ketiga pelajar tersebut kemudian diamankan di Polsek Saparua untuk dimintai keterangan dan pada pukul 17.00 WIT ketiganya dilepaskan.

Tidak lama setelah dilepaskannya ketiga pelajar asal Haria terjadi pelemparan mobil angkutan jurusan Haria di desa Tiouw yang dikemudikan oleh Josep Souisa (47 tahun) oleh sekelompok siswa asal desa Porto. Dalam kejadian tersebut Polisi mengamankan 6 orang siswa SMKN 1 asal desa Porto yaitu : Arter Sahertian (17 tahun) kelas 2 bangunan, Wilson Nanlohy (18 tahun) kelas 2 mesin, Andre Latuperissa (16 tahun) kelas 2 elektronika, Simon Nanlohy (17 tahun) kelas 2 bangunan, Fredy Lopulalan (18 tahun) kelas 3 elektronika dan Elton Leikena (18 tahun) kelas 3 elektronika. Keenamnya kemudian langsung dibawa ke Polsek Saparua untuk dimintai keterangan.

Tawuran pelajar tersebut berlanjut dengan ketegangan antara warga desa Porto dan desa Haria. Sempat terjadi ledakan bom di depan jalan SD Inpres Porto oleh orang tak dikenal. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa namun sempat menimbulkan konsentrasi massa dari desa Porto. Dan pukul 16.00 WIT kembali terdengar suara ledakan bom yang diikuti dengan bunyi tembakan rentetan senjata api. Tidak lama kemudian terjadi dua kali ledakan bom beruntun di perbatasan air raja (perbatasan antara desa Porto dan Haria).

Saling serang antara dua warga desa Kristen tersebut akhirnya tidak bisa dihindarkan. Akibatnya seorang warga Kristen Protestan asal desa Porto Jhony Takaria (40 tahun) terkena tembakan pada pelipis kanan tembus ke belakang, mengakibatkan korban meninggal dunia. Sumber dari aparat keamanan di tempat kejadian mengatakan kepada voa-islam, ”Dari jam 8 sampai jam 10 malam sudah terjadi 10 kali ledakan bom dengan bunyi tembakan senjata api silih berganti di perbatasan Porto-Haria”.

Pascabentrokan, aparat keamanan dari BKO TNI dan BKO Polri telah disiagakan ditempat kejadian mengantisipasi terjadinya bentrokan susulan. [AF]


latestnews

View Full Version