DEPOK (VoA-Islam) – Setelah politikus Partai Demokrat Sutan Bhatoegana menyebut Gus Dur lengser karena kasus korupsi, kini nama Gus Dur kembali dikaitkan dengan permasalahan yang sama. Kali ini ditemukan soal ujian semester ganjil dengan mata pelajaran sejarah untuk siswa Madrasah Aliyah (MA), berbentuk pilihan ganda yang mempertanyakan apa penyebab jatuhnya pemerintahan Gus Dur? Soal ujian mata pelajaran Sejarah itu membuat pengikut Gus Dur terusik.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Karimiyah, Sawangan, Depok, KH Damanhuri adalah orang pertama yang menemukan soal UAS tingkat Madrasah Aliyah se-Jawa Barat mata pelajaran sejarah yang melecehkan Presiden kelima RI Abdurrahaman Wahid. Pelaksanaan UAS bidang sejarah yang dilaksanakan pada 5 Desember lalu tersebut.
Dalam soal ujian dalam bentuk pilihan ganda itu dipertanyakan penyebab jatuhnya pemerintahan KH Abdurrahman Wahid. Ada beberapa pilihan jawaban di sana, namun kunci jawaban mengatakan jika Gus Dur lengser karena kasus Brunei Gate dan Bulog Gate. Soal itu dibuat Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Aliyah (MK2MA) Provinsi Jawa Barat itu, dinilai Damanhuri tidak etis dan menyesatkan. Dia meminta agar pembuat soal ujian tersebut diproses secara hukum.
"Memang ada beberapa pilihan jawaban di sana, namun di kunci jawaban mengatakan jika Gus Dur lengser karena kasus Brunei Gate dan Bulog Gate. Jelas, ini sangat menyesatkan masyarakat dan para siswa yang tidak tahu apa-apa,” ujar Damanhuri.
KH. Damanhuri yang selama ini dikenal sebagai pengikut Gus Dur mengatakan, pembuat soal ujian harus diproses. Tidak benar jika Gus Dur lengser karena kasus tersebut dan harus ada pelurusan sejarah. Selain itu, tidak ada di buku pelajaran Sejarah jika Gus Dur turun dari jabatannya karena kasus korupsi, dan para siswa pun tidak pernah mempelajari sejarah tersebut
Diprotes Warga NU
Atas soal ujian tersebut, kaum muda Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Sukabumi mengecam “pencemaran nama baik” KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam soal ujian akhir semester (UAS) Madrasah Aliyah (MA) se Jawa Barat. Mereka meminta kasus penghinaan ini diusut tuntas.
‘’Kami mengecam keras karena ini merupakan pembohongan sejarah,’’ ujar Wakil Sekretaris Pengurus Cabang NU (PCNU) Kabupaten Sukabumi, Daden Sukendar, Senin (10/12).
Menurutnya, keberadaan soal ini sengaja dibuat oleh para penyusun soal. Oleh karenanya, kata Daden, PCNU Sukabumi mendesak pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus ini. Langkah tegas diperlukan agar upaya pencemaran nama baik Gus Dur tidak terulang kembali di kemuian hari.
Sementara itu, Gerakan Pemuda (GP) Anshor Kota Depok langsung mendatangi pihak pembuat soal untuk mengklarifikasi mengapa sampai muncul soal seperti itu pada UAS yang diselenggarakan Rabu, 5 Desember lalu. Terkait hal itu, pihak GP Anshor juga tengah menelusuri siapa pembuat soal yang memasukkan butir soal tersebut.
Ketua PC Anshor Kota Depok Abdul Kodir mengatakan, kejadian tersebut bisa menyesatkan siswa. Pihaknya juga sudah meminta pertanggungjawaban pihak Kemenag Jawa Barat. “Soal UAS seperti itu tidak pantas untuk dimasukkan dalam pelajaran Sejarah apalagi sampai diujikan. Bagi kaum Nahdliyin, Gus Dur merupakan ulama yang menjadi suri tauladan,” belanya.
Gerakan Pemuda (GP) Anshor Kota Depok meminta agar Kementrian Agama (Kemenag) Kanwil Jawa Barat untuk meminta maaf secara resmi terkait soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang menyebutkan Presiden kelima RI Abdurrahman Wahid (Gusdur) lengser karena kasus korupsi. Permintaan maaf tersebut harus dilakukan secara tertulis.
Lalu jatuhnya karena apa dong? (desastian/dbs)