JAKARTA (VoA-Islam) – Bagi yang suka jajan bakso di pinggir jalan diharap hati-hati dan meningkatkan kewaspadaannya. Kemarin, Rabu (12/12), Petugas Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan merazia sejumlah lapak penggilingan daging di Pasar Cipete, Jakarta. Ini menyusul laporan warga terkait rumor beredarnya bakso berbahan dasar daging babi.
Dalam razia tersebut, ditemukan 50 kilogram daging babi siap giling dan sepuluh kilogram daging ayam serta daging yang telah diolah menjadi bakso. Petugas juga mengamankan enam pedagang bakso dan tukang giling daging.
Dasar penipu! Penjual bakso mengaku terpaksa membeli bakso dengan campuran daging babi karena jauh lebih murah dari harga pasaran. Harga per kilogram daging sapi mencapai Rp. 90 ribu, sementara daging babi hanya Rp. 45 ribu per kilogram.
Dikabarkan, pemilik pabrik bakso daging babi dari Pasar Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, terancam melakukan tindak pidana ringan Pasal 26 dan 27 tentang Pengawasan dan Pemotongan Daging Ternak dengan hukuman kurungan 3 bulan penjara dan denda Rp 5 juta. "Kami akan bawa kasus ini sampai ke pengadilan," kata Nurhasan, Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan,(12/12).
Enam orang sudah ditangkap dan dimintai keterangan sesaat setelah Pemerintah Kota Jakarta Selatan bersama Kepolisian Daerah Metro Jaya dan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia, menggelar penggerebekan di Pasar Cipete, Rabu dinihari.
Empat di antaranya merupakan pemilik dan karyawan usaha penggilingan. Masing-masing Eka Prasetia selaku pemilik, Arif, Rudi, serta Ega, sebagai karyawan. Dua orang lainnya adalah pedagang bakso, Basirun dan M. Samino Hartono. "Setelah pemberkasan selesai, selanjutnya akan kami ajukan berkasnya ke kepolisian," ujar Nurhasan.
Lokasi pabrik daging bakso babi ini berada di belakang Pasar Cipete, tepatnya di samping kanal kecil yang diapit beberapa tempat pedagang penjual campuran.Di ruangan berlantai dua dengan ukuran sekitar 5X7 meter tersebut kini sudah kosong. Pemilik rumah telah dibawa petugas pada penggerebekan kemarin.
Terlihat dua unit mesin penggiling lengkap dengan dua unit mesin genset, satu unit di antaranya sepertinya sudah tidak digunakan lagi. Menurut pedagang setempat, pabrik penggilingan daging bakso dari daging babi itu sudah beroperasi sejak lima tahun terakhir ini. Ya ampunn..!
Namun, tidak pernah ada tanda-tanda jika bahan olahannya merupakan daging babi yang dicampur dengan daging sapi dan daging ayam. "Baru tahu setelah petugas datang,'' kata seorang pedagang yang tidak mau disebutkan namanya.
Penggerebekan dilakukan menyusul masuknya laporan pada akhir November lalu yang mensinyalir adanya usaha penggilingan daging di kawasan Pasar Cipete yang dicurigai mencampurkan daging sapi, babi, dan ayam. Pihaknya tidak langsung mengecek ke lokasi penggilingan yang dimaksud. Akan tetapi terlebih dilakukan uji sampel bahan makanan jenis bakso di beberapa lokasi di dekat pasar tersebut kemudian di bawah ke laboratorium untuk diuji.
Hasilnya positif. Bahan bakso mengandung unsur daging babi.
Akibat Daging Sapi Mahal
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), Mumammad Nurdin membenarkan adanya daging oplosan babi yang diracik oleg pedagang bakso nakal. Temuan itu bermula pada 29 November lalu. Saat itu, ada seorang penjual daging yang menjadi anggota APDI di pasar itu merasa curiga. Sebab, ada pedagang yang menjual daging sapi seharga Rp 45 ribu per kilogram. Sementara, saat itu, harga daging sapi masih Rp 95 ribu per kilogram.
Si pedagang yang namanya dirahasiakan itu kemudian membeli 2 kilogram daging mencurigakan tersebut dan membawanya ke laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) milik Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan. “Hasilnya itu dipastikan daging babi, bukan sapi,” kata Nurdin.
APDI kemudian melaporkan temuan itu pada Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan pada Senin 3 Desember lalu. Nurdin menduga, kecurangan itu dilakukan sebab harga daging sapi terlalu mahal. “Pedagang nakal itu ambil untuk dengan menjual daging babi dengan label daging sapi, jadi untung,” ujarnya. Ia menambahkan, “Kalau sudah digiling untuk bahan bakso itu kan sulit dibedakan.”
Nurdin khawatir, jika harga daging sapi tak kunjung turun, perdagangan daging babi yang diakui sebagai daging sapi ini akan terus berlangsung. Sebab, ia menyebut, di DKI Jakarta saja ada sekitar 300 ekor babi yang dipotong setiap hari. “Kalau daging-daging ini dijual sebagai daging sapi kan merugikan konsumen, terutama muslim.” Desastian/dbs