View Full Version
Kamis, 27 Dec 2012

Fikri Bareno: Busana Muslimah Lokal Bersaing dengan Produk Impor Cina

JAKARTA (VoA-Islam) – Fashion lokal khususnya busana muslim-muslimah saat ini kembali mengalami booming di Tanah Air dan pasar ekspor. Penyebabnya, karena berbagai produk fashion muslim/muslimah impor dalam kurun dua tahun terakhir mengalami kelesuan. Lesunya berbagai produk busana Muslim/Muslimah impor disebaban oleh kualitas produk yang rendah. Hal ini bisa dilihat pada beberpa contoh produk jilbab impor yang cepat kusam dan pudar warnanya setelah dicuci.

Demikian dikatakan Ketua Persatuan UKM Thamrin City Lantai 5, H. Fikri Bareno, M.Ag, M.BA dalam Konferensi Pers di area Thamrin City Lantai 5 atau Pasar Tasik, Jakarta, belum lama ini.

“Busana Muslim/Muslimah sebenarnya bukan sekedar bisnis. Lihatlah bagaimana Cina, Thailand, Vietnam, dan Hongkong dengan ambisinya yang besar berusaha menguasai pasar busana muslim/muslimah Asia Tenggara. Mereka membuat pusat jual-beli busana muslim/muslimah di negaranya masing-masing. Tapi mereka tak memiliki jiwa dan nilai-nilai Ilahiyah yang terkandung dalam busana ini. Kenapa? Karena busana muslim/muslimah pada hakikatnya adalah busana takwa, sehingga tak bisa hanya dengan pendekatan bisnis semata,” ujar Fikri yang juga aktif di Forum Umat Islam (FUI).

Menurut Fikri, busana Muslimah memiliki aturan syar’i yang akan tetap menjadi rambu-rambu sejauh apapun perkembangan dunia fashion Muslim ini. Pakem utama busana muslim ini, yakni: Pertama, tidak boleh memperlihatkan lekuk-lekuk dan bentuk tubuh. Kedua, menutup aurat seperti memakai gamis atau tunik. Ketiga, hanya memperlihatkan muka dan telapak tangan. Yang lainnya adalah kreativitas.

Dengan adanya batasan anggota tubuh yang boleh diperlihatkan dalam busana Muslim/Muslimah ini, kreativitas para perancang dan perajin yang tergabung dalam Persatuan UKM Thamrin City ini menjadi sangat tinggi. Mulai dari corak, motif, warna, pilihan bahan, variasi, hingga aksesoris dan perlengkapan lain sering acuan tren busana/muslimah. Tak heran, jika Indonesia sebenarnya telah menjad kiblat tren busana muslim dunia.

Karenanya, peluang ini tidak disia-siakan oleh pelaku usaha fashion Muslim/Muslimah di Tanah Air yang sebagian besar adalag para UKM. Salah satu perkumpulan UKM yang juga memanfaatkan momen ini adalah Persatuan UKM Thamrin City Lantai 5. “Sebenarnya, produk kami jauh lebih berkualitas, lebih inovasi dan lebih memhami hakikat dan busana muslim/muslimah ini.

Memburu Busana Muslim Murah Berkualitas


Saat ini, produk-produk UKM (Usaha Kecil Menengah) semakin diakui dan diperhitungkan oleh hampir semua kalangan di negeri ini. UKM Thamrin City Lantai 5 yang memproduksi berbagai jenis busana, aksesoris dan perlengkapan muslim/muslimah, Diantaranya, aneka jilbab, kerudung, gamis, setelan atas bawah, baju koko, sarung, mukena, sajadah, bros, manic-manik dan lainnya.

Ketika dirintis tahun 2004, UKM yang menempati lantai 5 ini, awalnya hanya terdiri dari 20 pelaku usaha. Kini, jumlahnya telah berkembang mencapai lebih dari 1.000 pelaku usaha. Dari jumlah itu, 90% nya merupakan UKM yang memproduksi sendiri berbagai busana, aksesoris dan perlengkapan muslim/muslimah.Mereka juga sebagai pemilik kios di lantai 5.

Pembeli dan pelanggan tetap dari produk-produk UKM Thamrin City Lantai 5 ini umumnya para distributor, agen, dan pedagang pengecer dari berbagai pasar dan Mall di Jadebotabek. Misalnya, pedagang dari Pasar Cipulir, Kebayoran, Ciledug, Mangarai, sebagian Tanah Abang, Pasar Anyar Kota Bogor, Pasar Cibinong, beberapa Mall di Blok M, Mall di Bekasi, Mall di Depok, Provinsi Banten dan lainnya.

Bahkan, para pedagang dari luar daerah dan luar pulau Jawa juga banyak yang membeli produk UKM Thamrin City Lantai 5 ini. Mereka datang dari Padang, Palembang, Bengkulu, Lampung, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, Makasar, Palu, Jawa Tengah, Jawa Timur, Mataram, dan sebagainya.

Uniknya, para pedagang, agen dan distributor ini datang memborong produk UKM Thamrin City Lantai 5 tiap hari Senin-Kamis. Waktunya pun sangat terbatas, sejak Subuh sekitar pukul 04.00 WIB hingga 12.00 WIB.. Karenanya, jika anda datang di luar hari dan jam itu, umumnya tinggal produk-produk sisa.

Apalagi jika ada produk baru yang diprediksi akan menjadi tren, hanya dalam beberapa jam transaksi, ribuan kodi produk itu sudah berpindah tangan. Tak heran, jika omzet penjualan UKM Thamrin City Lantai 5 ini cukup besar. Omset mereka bervariasi sesuai dengan kapasitas produk masing-masing, umumnya antara Rp.5-100 jutapada tiap hari Senin dan Kamis.

Hampir tiap pekan, selalu muncul produk hasil inovasi terbaru yang didominasi oleh produk jilbab atau kerudung. Beberapa diantaranya sukses menjadi tren sehingga tetap laris manis hingga beberpa bulan berikutnya. Sedangkan produk lain, trennya relative bertahan lama sehingga bisa bertahan beberapa bulan bahkan satu tahun. desastian


latestnews

View Full Version