JAKARTA (voa-islam.com) - Diputarnya film Cinta Tapi Beda di bioskop pada tgl 27 Desember 2012 kemarin yang menggambarkan Gadis Minang Diana (penganut Katholik taat) berpacaran dengan Cahyo laki-laki Jawa (muslim yang taat) mereka mau menikah, tetapi Ibu Diana, Tante/Omnya, kakak-kakaknya tidak setuju orang Minang Katholik kawin dengan orang yang beda Agama.
Akhirnya Diana dijodohkan dengan laki-laki Minang, dokter Oka yang seiman (Katholik juga). Alur cerita film ini pada dasarnya telah menyimpang dari falsafah "Adat Basyandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" (adat berlandaskan syariat, syariat berlandaskan kitabullah). Sebagian lokasi syuting pun di Sumbar/Minangkabau yang berpenduduk mayoritas muslim taat. Film ini memutarbalikkan fakta dan memojokkan masyarakat Minang yang kental adatnya dengan agama Islam.
...Meminta Hanung Bramantyo yang menyutradarai film ini meminta maaf kepada mahasiswa dan masyarakat Minang dan menghentikan penayangan film ini di bioskop karena dapat merusak sendi-sendi adat dan budaya masyarakat Minang
Menyikapi hal itu, Ketua Pengurus Pusat Keluarga Mahasiswa Minangkabau Jaya (KMM JAYA), Muhammad Rozi menyatakan sangat terusik (terhina) dengan film tersebut.
“Meminta Hanung Bramantyo yang menyutradarai film ini meminta maaf kepada mahasiswa dan masyarakat Minang dan menghentikan penayangan film ini di bioskop karena dapat merusak sendi-sendi adat dan budaya masyarakat Minang dalam berkehidupan sehari-hari yang sangat menjaga hubungan antar sesama,” demikian rilis KMM JAYA, yang diterima voa-islam.com, Kamis (3/1/2013).
Selain itu, KMM JAYA mencium adanya agenda terselubung dari orang-orang yang mendukung film itu untuk menghancurkan adat dan budaya masyarakat di Indonesia. [Ahmed Widad]