View Full Version
Kamis, 03 Jan 2013

Khotbah Jumat di Surabaya: Gus Dur Itu Sakti

Surabaya (voa-islam.com) - Khotbah Jumat di beberapa masjid milik Nahdlatul Ulama yang ada di Surabaya, Jawa Timur, berisi tentang kesaktian mendiang mantan Presiden Ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Wartawan Tempo yang kebetulan Salat Jumat di Masjid Rahmad Pulotegalsari, Wonokromo setidaknya mendapati sang khatib dalam khotbahnya membahas tentang kehidupan Gus Dur yang patut dicontoh oleh masyarakat.

....Gus Dur itu sakti karena tidak pernah tidur. Meski tidur, beliau bisa mendengar. Beliau juga sangat alim sehingga pantas kita semua menjadikanya sebagai suri tauladan,” kata kiai Musthofa...

“Gus Dur itu sakti karena tidak pernah tidur. Meski tidur, beliau bisa mendengar. Beliau juga sangat alim sehingga pantas kita semua menjadikanya sebagai suri tauladan,” kata kiai Musthofa, ketika membacakan khotbah Jumatnya.

Selain itu, dalam khotbah kali ini, Musthofa yang merupakan kiai kampung setempat juga mengisahkan kisah-kisah semasa muda Gus Dur dan kepandaiannya berbahasa asing. “Padahal beliau tidak pernah tamat kuliah, tapi ilmunya sudah melebihi professor. Rasanya berdosa kalau tidak mengakui kealimannya,” kata dia.

Dalam mimbar khotbahnya, Musthofa juga menyayangkan masih banyaknya warga yang memilih hura-hura dalam menghabiskan pergantian tahun baru. Padahal di saat yang sama, bangsa dan Islam sedang kehilangan tokoh sekaligus ulama besar.

Usai Salat Jumat, rangkaian ibadah di masjid ini juga ditutup dengan salat gaib yang dikhususkan untuk menghormati Gus Dur.

Sementara itu, khotbah semacam ini ternyata merupakan bagian dari instruksi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Surabaya. “Selain salat gaib, kita memang mengedarkan seruan untuk mengisi khotbah dengan tema utama tentang ketokohan Gus Dur,” kata ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Surabaya, Achmad Syaiful Chalim.

Menurut dia, ketokohan Gus Dur memang layak untuk dijadikan tema khotbah. Apalagi, Gus Dur dinilai memiliki banyak pengikut karismatik. Dengan khotbah bertema Gus Dur ini, NU Surabaya berharap seluruh warga NU bisa menjadikan sosok Gus Dur menjadi panutan dalam hidup.

Gus Dur meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Rabu (30/12) pukul 18.45. Beliau mengembuskan nafas terakhirnya karena komplikasi penyakit diabetes, ginjal, dan stroke. (Ibnudzar/tempo)


latestnews

View Full Version